Jumat, 18 September 2020


CERITA BUDAYA DESAKU MELIKAN

 

TARI PENTHUL MELIKAN 

DAN PERKEMBANGANNYA 

 

Tari Penthul Melikan diciptakan pada tanggal 27 Juli 1952. Tari ini adalah sebuah tarian yang pada awalnya diciptakan oleh para tokoh di dusun Melikan untuk memperingati perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1952. Dalam perjalanannya tari ini mengalami pasang surut ( awal tercipta – kejayaan – menghilang – bangkit lagi ) dari tahun ke tahun.

 

Dusun Melikan terletak di Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur. Kebupaten Ngawi terletak di ujung barat dari Propinsi Jawa Timur yang berdekatan dengan Kabupaten Sragen JawaTengah di sebelah baratnya dan Kabupaten Blora Jawa Tengah di sebelah utaranya. Sehingga kebudayaan di Kabupaten Ngawi terpengaruh dari dua sisi berbeda Jawa Timur dan Jawa Tengah. Adapun salah satu kesenian asli dari Ngawi yaitu tari Penthul Melikan yang terdapat di Desa Tempuran tepatnya di dusun Melikan.

 

Dusun Melikan adalah sebuah lokasi dimana tarian tari Penthul Melikan berasal, diciptakan oleh warga setempat dengan berbagai profesi yaitu guru, santri, ulama dan masyarakat biasa. Jalan yang dilalui untuk menuju desa ini yaitu melewati jalan di tengah sawah, menyebrangi jembatan dan

rel kereta api. Masyarakat desa ini mayoritas bekerja sebagai petani. 

 

Dusun Melikan di babad / dibuat oleh Mbah Muhammad Sarijan sekitar tahun 1854. Mbah Muhammad Sarijan berasal dari Ponorogo. Beliau

adalah putra dari Kiai Muhammad Abdul Juwahir yang lahir sekitar tahun 1750-an. Kiai Muhammad Abdul Juwahir mempunyai nama julukan atau samaran Mbah Judel. Menggunakan nama samaran dikarenakan untuk menghindarip pengejaranpenjajah Belanda. Mbah Judel (Kiai Muhammad Abdul Juwahair) adalah seorang prajurit ( bahkan ada yang menyebutnya soeorang senopati) perang Pangeran Diponegoro. Karena kalah perang akhirnya melarikan diri ke daerah Bedali Tamansari Ponorogo, kemudian pindah lagi dan menetap di Judelan Purwosari Ponorogo. Menurut cerita ketika para prajurit Pangeran Diponegoro kalah perang, mereka menyamar menjadi masyarakat biasa terkadang juga dengan membawa topeng agar tidak dikenali Belanda. 

 

Mbah Muhammad Sarijan yang babad di Melikan dan menetap di dusun ini terus berkembang dan mempunyai banyak keturunan. Salah satunya adalah Kiai Munajah sang pencipta tari Penthul Melikan. Mungkin ada logisnya antara tari topeng Penthul Melikan juga bila dihubungkan dengan para pasukan Pangeran Diponegoro yang menyebar melarikan diri dengan menyamar memakai topeng menghindari kejaran penjajah Belanda. 

 

Asal usul nama Dusun Melikan yaitu berasal dari kata Melik yang berarti menyala. Pada tahun 1800 an wilayah Melikan merupakan hutan dan terdapat peninggalan makam Budha, di dalamnya terdapat serpihan emas peninggalan Budha, orang Bojonegoro menyebutnya Melik karena terdapat serpihan emas yang pada malam hari akan menyala dan warga sekitar menyebut Melik (emas yang menyala). Mayoritas masyarakat dusun Melikan bekerja sebagai Petani, Guru, TNI, dan Polisi. 

 

Dusun Melikan selain memiliki tari Penthul Melikan juga punya upacara tradisional dzikir dengan berjalan mengelilingi dusun ketika tengah malam, kemudian berkumpul berdoa bersama dirumah sesepuh dusun yaitu Mbah Warsono ( juga sesepuh tari Penthul Melikan saat ini ). Upacara tersebut masih diakukan hingga sekarang pada saat malam satu suro ( tahun baru Islam ). Selain itu ada juga Terbangan. Terbangan merupakan kegiatan masyarakat yang memainkan Terbang dengan vocal yang tinggi, kegiatan ini dilakukan pada saat Mauludan (Maulud Nabi) . Terbangan dimainkan oleh pemuda dan pemudi masyarakat Melikan. Salah satu alat yang digunakan untuk Terbangan ( sholawatan kuno ) adalah kendang yang juga di gunakan untuk alat musik Penthul Melikan, kendang ini konon sudah 

berusia sekitar 90-an tahun. 

 

Tari Penthul Melikan merupakan tari kelompok yang dilakukan memakai topeng kayu dadap melambangkan watak manusia yang berbeda-beda

namun tetap bersatu dalam kerja. Tari Penthul Melikan ini diciptakan pada tahun 1952 dalam suasana kegembiraan menyambut dan menikmati arti kemerdekaan Indonesia. Sebagai ungkapan rasa gembira dan beryukur atas Kemerdekaan RI beberapa tokoh masyarakat dusun Melikan dan Pamong Dusun Melikan mengadakan musyawarah untuk membuat satu tontonan dimana tontonan tersebut akan ditampilkan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 1952. Di dalam suatu musyawarah tersebut tercapai suatu kesepakatan untuk membuat Penthul Melikan. 

 

Ada beberapa makna atau maksud dari kata Penthul Melikan berasal dari kata : (1) Penthulberarti dipenke nuthul (dalam bahasa Jawa yang berarti makan) dan melikan yaitu nama dusun tempat tari tersebut diciptakan. Tari Penthul Melikan menggambarkan kehidupan manusia yang mengutamakan makan karena manusia perlu makan untuk hidup dan beraktifitas bagaimanapun makan adalah nomor satu bagi masyarakat dusun Melikan. (2) Kata Penthul berasal dari kata pentolan atau pemimpin karena dalam tari Penthul Melikan ini ada salah seorang pemimpin di barisan

depan. (3) Penthul juga digunakan untuk menyebut topeng. 


Tari Penthul Melikan diciptakan tahun 1952 sebagai hiburan masyarakat Melikan pada zaman kemerdekaan, hinggasaat ini masih sering ditampilkan di acara-acara tertentu. Tari Penthul Melikan diciptakan oleh beberapa tokoh, antara lain : 

1. Kyai Munajah, dengan latar belakang pencipta : 

- Sebagai guru Torikhoh A’maliah ( aliran kebatinan tasawuf islam) 

- Sebagai tokoh masyarakat Melikan dan sekitarnya 

- Pendidikan: Pondok Pesantren Islam 

- Sebagai orang tua yang banyak dimintai nasihat dan pertolongan 

2. Hardjodinomo, latar belakang pencipta: 

- Sebagai guru torikhoh A’maliyah 

- Sebagai pamong desa/kamitua dusun Melikan 

- Pendidikan: Pondok Pesantren Islam 

- Tukang pijat model jawa 

3. Syahid, latar belakang pencipta: 

- Sebagai tokoh masyarakat 

- Pendidikan: HIS (Belanda) 

4. Yanudi, latar belakang pencipta: 

- Sebagai guru torikhoh a'maliyah 

- Sebagai Pejuang Kemerdekaan RI (No Pokok Veteran 154711) 

- Pendidikan tidak sekolah 

 

Keempat pencipta sudah tidak ada dan diteruskan oleh sesepuh mbah Warsono dibantu bapak Muh Riyadus Solihin, SHI seorang guru madrasah di MIN 8 Ngawi yang mencoba menghidupkan kembali melalui sebuah Sanggar Tari Penthul Melikan.

 

Gerak tari Penthul Melikan mempunyai variasi walaupun masih tterlihatsederhana dan banyak pengulangan gerakan. Namun, gerak pada tari Penthul Melikan terdapat keunikan daripada tari lainnya, hal ini ditandai pada adegan pertama penari bergerak sesuai dengan karakter topeng yang dipakai sehingga geraknya berbeda beda satu sama lain.Pada adegan ini terlihat lucu dan unik sebab karakter yang diperankan penari bukant tokohmelainkan karakter manusia, seperti jahat, lembut, tua, muda, menyeramkan, lucu, dan ada juga yang memerankan sebagai ibu-ibu dengan memakai pakaian daster. Akan tetapi meskipun karakter yang dimainkan berbeda- bedapada saat gerakan inti yang terdapat beberapa ragam gerak para penari tetap bergerak secara bersama sama. 

 

Dalam pertunjukan tari Penthul Melikan gerak tari merupakan unsur utama, namun bentuk geraknya secara utuh tidak diutamakan sebab yang

lebih diutamakan ialah lelucuan yang dapat menghibur penonton. Hal ini disebabkan karena tari Penthul Melikan pada jaman dahulu memang diciptakan untuk meghibur warga masyarakat.Penari Penthul Melikan harus tetap mengutamakan keseragaman dan kekompakan dalam gerakan-gerakan tertentu. Ada beberapa gerak dalam tari Penthul Melikan yang harus diberi tekanan atau tenaga dalam memperagakannya.Walaupun demikian dalam sebuah karya seni tari gerak merupakan elemen yang sangat penting, meskipun gerak yang sederhana namun memiliki arti atau makna tertentu sehingga ada gerakan yang pakem atau tidak boleh diubah.

 

Seperti pada tari Penthul Melikan ada beberapa gerak yang sampai sekarang tidak ada perkembangan bentuknya karena pihak sesepuh

tidak mengijinkan untuk mengubah gerak yang sudah pakem tersebut akan tetapi apabila mengubah alur atau fragmen agar lebih berkembang itu tidak dipermasalahkan.

 

Adapun struktur tari Penthul Melikan antara lain : 

1. Pembukaan

Jenis geraknya berupa improvisasi dan bentuk geraknya sesuai karakter topeng yang dipakai seperti gerak pincang, gerak perempuan, gerak buto dan lain-lain. 

2. Gerakan

Inti yang terdiri dari 7 gerakan yaitu rangkaian tangan, jari mengembang ke hidun dan kedua tangan mengembang keatas 

3. Penutup

jenis geraknya berupa improvisasi dan gerakkannya sesuai karakter masing-masing penari. 

 

Ragam gerak inti tersebut tidak dapat dirubah baik bentuk maupun urutannya sehingga masih tetap utuh hingga sekarang karena mengandung makna dalam setiap geraknya. Pada dasarnya setiap kesenian pasti mempunyai makna dan tujuan tertentu. Begitu juga tari PenthulMelikan yag diciptakan sejak tahun 1952 memiliki arti atau makna dari fragmen maupun bentuk gerak yang diciptakan. Tidak semua tar ibersifat representasional ada juga yang bersifat simbolik. Dari simbol yang diciptakan tersebut mempunyai makna tersendiri. Karena pada dasarnyas senimerupakan ungkapan jiwa manusia yang dituangkan melalui simbol-simbol gerak maupun gerak yang realita. Geakan pada tari Penthul Melikan memiliki makna pada setiap ragam geraknya.

 

Tari Penthul Melikan dilihat dari awal munculnya mempunyai makna bahwa sebuah perbedaan perilaku watak dan karakter setiap orang harus tetap bertoleransi dalam mengerjakan suatu pekerjaan dengan cara gotong royong, saling membantu namun harus ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa persatuan dan kesatuan itu penting serta mengendalikan hawa nafsu dari angkara murka. Tari Penthul Melikan diciptakan ternyata mempunyai banyak makna filosofi baik dari seragam yang dikenakan dan jenis gerakannya. Bentuk topeng berbeda-beda filosofinya adalah kemajemukan dan kebhinekaan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak agama, suku, ras,Bahasa, budaya dan lain sebagainya. Dan juga perbedaan karakter, watak, sikap dan tingkah laku manusia.

 

 Seragam berwarna hitam dan di lengan tangan, celana bagian bawah dan punggung belakang ada pita merah putih karena tari Penthul Melikan ini diciptakan untuk perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Adapun filosofi baju  bolong depan adalah adanya sebagian manusia yang suka mementingkan perutnya saja untuk kepentingan pribadi, kepentingan duniawi. Rejeki yang didapatnya dengan melanggar norma adat dan hukum contohnya dari korupsi , suap , mencuri dan lain sebagainya. Sedangkan baju bolong belakang filosofinya adalah adanya sebagian gambaran manusia yang mementingkan untuk kehidupan di masa yang akan datang. 

 

Begitu juga dari 7 gerakan tari Penthul Melikan juga mempunyai filosofi yaitu : 

 

1. Gerak rangkaian tangan 

Makna filosofi dari gerak yang dilakukan dengan mengaitkan tangan kanan dan kiri secara berpasangan dengan penari lainnya ialah manusia harus saling bergotong royong dan bekerja sama saling membantu satu sama lain dalam kehidupan sehari dan bekerja. Pada gerak ini saat ini disebut juga persatuan dan kesatuan seluruh warga negara Indonesia tanpa membeda-bedakan agama, ras, suku, budaya, bahasa dan golongan. Adapun dari gerak rangkaian tangan ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap

kerjasama, persatuan dan gotong royong.

 

2. Gerak jari mengembang ke hidung

Makna gerak kedua jari tangan yang terbuka di atas hidung dan penari sambil mengatakan “OO AA”. ialah  O adalah Obah dan A adalah Akhlak (budi pekerti ). Obah berasal dari bahasa jawa yang artinya bergerak sedangkan Akhlak perbuatan, maksudnya setiap perbuatan atau tingkah laku manusia dalam semua kegiatan harus sesuai dengan ajaran agama Islam dan ajaran agama yang dianutnya serta budi pekerti yang luhur. Adapun dari gerak jari mengembang ke hidung sambil berkata “OO AA” ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah nilai

keagamaan dan nilai religius.

 

3. Gerak tangan menengadah ke atas 

Gerak tangan menegadah dilakukan dengan cara membuka kedua jari tangan tepat di kanan kiri perut sambil mengucapkan syair “maju bung”. Arti dari gerakan ini adalah ajakan untuk semua agar tetap bersemangat untuk maju mengisi kemerdekaan dengan terus maju membangun disegala bidang. Semangat maju dalam kehidupan sehari-hari misalnya bekerja, mencari ilmu dll. Jadi kita harus tetap maju dan bersemangat untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan. Adapun dari gerak tangan menengadah keatas sambil berkata ''maju bung'' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap pantang menyerang, terus berusaha, optimis, berkarya dan semangat kebangsaan.

 

4.Gerak tangan siku serong ke kanan

kiri 

Gerak kedua tangan siku kemudian serong ke kiri dengan langkah kaki serong ke kiri Gerakan ini dilakukan dengan mengucapkan kata “selalu” filosofinya ialah selalu bergerak terus menerus secara kontinyu dan dinamis membangun bangsa

dan negara, karena di jagad raya ini keadaannya selalu berubah. Jadi, manusia harus siap untuk mengalami perubahan yang terjadi dan tetap kuat pada pendirian. Adapun dari gerak tangan siku serong ke kanan kiri ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap rajin, disiplin, bersemangat

dan terus berusaha.

 

5.Gerak jari telunjuk mengacung 

Gerakan ini dilakukan dengan mengacungkan telunjuk ke atas kepala kemudian diputar diikuti dengan gerak kaki, sambil berkata ''insyaflah''. Makna filosofinya dari gerakan ini ialah menggambarkan bahwa Tuhan itu satu atau Maha Esa, dan gerakan tangan diputar artinya bumi bulan matahari dan seluruh alam ini dan kehidupan berterus berputar. Mengucapkan syair Insyaflah berarti kita harus senantiasa ingat, taubat dan insyaf kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kesalahan dan dosa. Adapun dari gerak jari telunjuk mengacung keatas dan berkata '' insyaflah '' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah nilai keagamaan dan nilai religius.

 

6. Gerak ibu jari mengacung 

Gerakan ibu jari mengacung diatas kepala dan disertai dengan gerak kaki dan mengucapkan “sudah jadi” filosofinya bahwa bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang berdaulat dan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 lepas dari penjajahan bangsa asing. Adapun gerak ibu jari mengacung dan berkata ''sudah jadi'' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap semangat kebangsaan, nasionalis, kerja keras dan cinta tanah air.

 

7. Gerak tangan mengembang ke atas 

Gerak yang dilakukan dengan membuka kedua telapak tangan ke atas sambil mengucapkan aku suka” filosofi dari gerakan ini ialah menggambarkan kegembiraan rakyat Indonesia atas keberhasilan bangsa Indonesia mencapai tujuan dan cita-cita yaitu negara yang merdeka dengan di rayakan setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Adapun dari gerak tangan mengembang

ke atas dan berkata ''aku suka” ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap semangat

kebangsaan, nasionalis, kerja keras dan cinta tanah air.

 

Itulah 7 filosofi awal dari 7 gerakan tari Penthul Melikan diciptakan. Seiring waktu makna filosofi ini bisa disesuaikan dengan suasan dimana Penthul Melikan itu menghibur contohnya diperesmian sekolah, madrasah, jembatan, hajatan nikah dan lain-lain. Tentunya filosofi dari seragam dan gerakan tari Penthul Melikan ini sarat akan makna sebagai pendidikan karakter berbangsa bernegara. 

 

Alat musik yang digunakan pada tari Penthul Melikan pada awalnya adalah kendang, seng, dan kentongan. Namun, seiring perkembangan jaman alat musik yang digunakan ialah kendang, kenong, jer, bedug. Kendang yang digunakan sudah ada sejak tahun 1927 an hingga sekarang masih digunakan. Yang unik dari tari Penthul Melikan adalah salah satunya syair lagu yang bertema nasionalisme dan religius. Pada tahun 1952 dengan alat yang sederhana alat musik tradisional, namun syair lagu yang di ciptakan sudah berbahasa Indonesia. 

 

syair lagu Penthul Melikan yang diciptakan tahun 1952 

 

Lagu untukntarian pembukaan 

 

Fajar Menyingsing 

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Syahid danYanudi

27-07-1952 

 

Kini fajar menyingsing 

Yang meliputi kita 

Perang sudah dan menang 

Terbuka pintu gerbang 

Menuju-menuju kearah - kearah 

Mulyanya Negara kita 

Marilah membangun negara 

Negara Indonesia 

 Membangun dan mendidik rakyat 

 Dengan jalan sehat 

 Insyaflah - insyaflah 

 Hai kawan – hai kawan 

 Sebagai anak bangsa 

Merdeka – merdeka sluruhnya 

Itulah tekad kita 

Tentara dan rakyat berjuang 

Sampai akhir perang 

Gembira – gembira waspada - waspada 

Siap sedia negara 

Marilah bersatu semua 

Membangun Negara kita 

Berpegang pada pancasila 

Demi kesatuan bangsa 

Majulah – majulah 

Nusantara jaya 

 

 

Lagu untuk tarian inti 


 Mari teman-teman

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Syahid danYanudi

27-07-1952 

 

 

mari teman-teman 

marilah temanku 

bersama-sama 

berdendang 

berdendang lagu 

sambil menari 

menari penthul 

untuk menghibur 

hati bingung 

mari teman-teman 

marilah temanku 

bersama-sama 

berdendang 

berdendang lagu 

sambil menari 

menari penthul 

untuk prayaan 

ikut menyusul 

oo aa 8x 

maju bung 8x 

selalu 8x 

insyaflah 8x 

sudah jadi 8x 

aku suka 8x 

 

 

Lagu untuk tarian penutup 


Kawan-kawan

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Sahid dan Yanudi

27-07-1952


Kawan - kawan 

Marilah kawan 

Mempringati kemerdekaan 

7 tahun kita merdeka 

Lepas dari penjajahan 

Bangsa asing 

Asyik 

 

 

Tari Penthul Melikan sejak tahun 1952 hingga sekarang tahun 2020 mengalami pasang surut dari waktu kewaktu. Yang sekarang masih ada tinggal beberapa orang. Tahun 1952 sampai 1958 berkembang pesat dengan ditampilkan saat upacara kemerdekaan dan syukuran pembangunan Madrasah Tsanawiyah di Melikan, dan peresmian pembangunan jemabatan Tempuran. Tahun 1958 sampai 1965 tari Penthul Melikan tidak lagi ditampilkan karena suasana politik nasional. Tahun 1970 sampai 1973 tari Penthul Melikan dihidupkan lagi sehingga berkembang kembali. Tahun 1975 sampai 1977 mengalami kemunduran dalam arti sudah tidak lagi ditampilkan pada acara-acara tertentu dan hampir punah. Tahun 1980 an topeng Penthul Melikan yang asli diabadikan di museum Mpu Tantular Surabaya sebagai benda bersejarah. Tahun 1990 ada seorang mahasiswi dari kampus di Solo meneliti tari Penthul Melikan. 

Pada tahun 2015 Penthul Melikan dihidupkan kembali oleh seorang pemuda Melikan yaitu Muh Riyadus Sholihin seorang guru di MIN 8 Ngawi. Muh Riyadus Sholihin adalah putra dari kiai Muh Utsman. Dengan bimbingan Mbah Warsono sesepuh dusun Melikan yang juga pengurus penerus Penthul Melikan yang dulu. Di mulai dari nol membeli peralatan, seragam dan pembuatan topeng baru yang dibuat oleh para pemuda Melikan. Di susun juga struktur bentuk kepengurusan yang baru dan membuat Sanggar Tari Penthul Melikan. 

 

Sambutan yang sangat antusias dari para warga yang rindu akan kejayaan Penthul Melikan menjadi obat penawar ketika tari ini bangkit kembali. Puluhan warga baik yang tua dan muda dengan semangat berlatih menari. Tepatnya pada acara Halal Bi Halal tahun 2015 pertama kali tari Penthul Melikan ini ditampilkan. Lalu di adakan upacara tradisi Penthul Melikan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI dengan upacara bendera berbahasa Jawa. Semua petugas dan peserta memakai topeng. Gelak tawa riang gembira ratusan warga menyaksikan dan ikut dalam upacara detik-detik proklamasi tersebut. 

 

Muh Riyadus Sholihin dibantu oleh teman-teman yang juga seorang guru yaitu Cahyo Setiawan, Muh Amin Fathoni dan Bambang Supariyono. Dengan mudah menjadikan tari Penthul Melikan ini ekstra kurikuler di sekolah. Dengan begitu tari ini cepat bangkit dan menyebar luas. Mulai sekolah TK, MI, SD, MTSN, MAN, SMP SMA di Ngawi. Sejak Penthul Melikan ini bangkit kembali di tahun 2015, di era digital medsos ( facebook, twitter, Instagram dan youtube ) Penthul Melikan cepat menyebar dan dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan media cetak Jawa Pos dan telivisi nasional pun meliput tari ini. Begitu juga para siswa SMA dan mahasiswa dari berbagai kampus ( UNS, ISI, UNDIP, UNMER, UNM, IKIP ) menjadikan tari Penthul Melikan ini sebagai bahan untuk tugas sekolah dan skripsinya. 

 

Berikut beberapa acara yang menampilkan tari Penthul Melikan setelah bangkit kembali tahun 2015 : 

1. Halal bi halal dusun Melikan 

2. Upacara bendera HUT RI setiap tahun mulai 2015 samapi 2019 di sanggar Penthul Melikan. 

3. Karnaval pawai pembangunan perayaan HUT RI setiap tahun 

4. Pekan budaya daerah oleh para mahasiswa di Malioboro Jogja 2016 

5. Porseni tingkat propinsi oleh Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur di Kediri 2016 

6. Taman Budaya Surabaya 2017 

7. Inbox SCTV di Ngawi 2017 

8. HUT kota Nganjuk 2017 

9. Ragam Indonesia trans 7 tahun 2017 

10. Panggung Gembira Indosiar di Ngawi 2018 

11. Di tampilkan siswa SMP 2 Ngawi di Korea Selatan

12. Hajatan warga ( sunatan, pengantin dll ) 

13. Acara warga maupun instansi kantor dan Sekolah baik di Ngawi maupun luar Ngawi 

14. Liputan online maupun media televisi lokal

15. Acara pekan budaya Nusantara lembaga Pendidikan Wahidiyah di Kediri

16. Lomba tari Kabupaten Ngawi

17. Pekan budaya mahasiswa di Surabaya

 

Adanya banyak faktor yang mempengaruhi pasang surutnya tari Penthul Melikan untuk berkembang yaitu masalah dana, apabila tidak ada dana maka tari Penthul Melikan tidak bisa ditampilkan begitu saja karena suatu karya seni akan hidup dan berkembang juga membutuhkan dana. Kurangnya perhatian dari masyarakat maupun seniman – seniman Ngawi. Dibutuhkan ahli seni. Banyak yang perlu digali dari tari Penthul Melikan agar menjadi sebuah kesenian yang lebih dikenal dan berkembang. Tari Penthul Melikan saat ini berkembang dalam bidang minat dan kebutuhan masyarakat untuk memajukan wisata dan sebagai potensi atau ikon Kabupaten Ngawi. Potensi seni budaya dan kerajinan pembuat topeng di Melikan. 

 

 SEKIAN


**** TERIMA KASIH ****



 


PENTHUL MELIKAN