Kamis, 05 September 2019

TARI PENTUL MELIKAN KABUPATEN NGAWI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
KARAKTER
YETI RAHMAWATI
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email : ytdieztra@yahoo.co.id
Agus Trilaksana
S-1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ih plmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Tari Penthul Melikan sebagai media pendidikan
 sangat penting pe
ranannya karena dalam tari Pentul
Melikan banyak Sekali pesan-pesan moral yang dapat digunakan sebagai media untuk memupuk kepribadian anak
agar memiliki sikap dan perilaku yang mulia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah
pada Tari Pentul Melikan terdapat nilai-nilai karakter untuk penguatan pendidikan karakter. (2) Apakah makna-
makna simbolik tari Pentul Melikan dapat menjadi kurikulum penguatan pendidikan karakter. (3) Bagaimana respon
masyarakat di Dukuh Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi terhadap tari Pentul Melikan
sebagai media pendidikan karakter.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Tari Pentul Melikan didalamnya memuat pendidikan
karakter yang dapat dilihat dari gerakan tari Pentul Melikan, gamelan, busana dan warna busana tari Pentul Melikan
dan topeng Pentul Melikan. Pendidikan karakter tersebut diantaranya adalah keagamaan, toleransi, disiplin, jujur,
kerja keras, cinta tanah air, semangat kebangsaan, gotong royong, tanggungjawab. (2) Tari Pentul Melikan pada
dasarnya juga dapat dijadikan sebagai kurikulum penguatan karakter anak yang bisa dimasukkan dalam Kompetensi
Inti (KI) kedua dalam kurikulum 2013 dan dapat dimasukkan dalam bahan ajar yang dapat diajarkan secara tidak
langsung melalui pembiasaan dan keteladanan. (3) Masyarakat Dukuh Melikan sudah memahami dan mengetahui
sejak jaman dahulu jika tari Pentul Melikan digunakan sebagai media pendidikan karakter dan diajarkan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Tari Pentul Melikan, Pendidikan Karakter, Respon Masyarakat
Abstract
Pentul Melikan dance as a medium of character education is very important role because in Pentul dance
Melikan lot of moral messages that can be used as a medium to nurture the child's personality to have a noble
attitude and behavior. The problems discussed in this research are (1) Whether in Pentul Melikan Dance there are
character values for strengthening character education. (2) What are the symbolic meanings of Pentul Melikan
dance can be a curriculum for strengthening character education. (3) How is the response of the community in
Hamlet Melikan, Tempuran village, Paron Subdistrict, Ngawi District to Melayu Pentul Dance as a medium of
character education.
The result of this research can be concluded that (1) Pelul Melian Dance in it contains character education
which can be seen from dance movement of Pentul Melikan, gamelan, fashion and color of dance clothing of Pentul
Melikan and Pentul Melikan mask. Character education such as religious, tolerance, discipline, honest, hard work,
love the homeland, the spirit of nationalism, mutual cooperation, responsibility. (2) The Pentul Melan Dance
basically can also be used as a curriculum for strengthening the character of a child that can be included in the
second Core Competence (KI) in the 2013 curriculum and can be included in teaching materials that can be taught
indirectly through habituation and modeling. (3) Melikan community already understand and know since antiquity if
dance Pentul Melikan used as media of character education and taught its implementation in everyday life.
Keywords: Pentul Melikan Dance, Character Education, Community Response
PENDAHULUAN
Membicarakan masalah karakter merupakan hal
sangat penting dan mendasar bagi kehidupan.
Karakter adalah mustika hidup yang membedakan
manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter
adalah manusia yang sudah “membinatang”. Orang￾orang yang berkarakter kuat dan baik secara
individual maupun secara sosial ialah mereka yang
memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti luhur yang
baik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
yang mengembangkan karakter yang mulia (good
character) dari peserta didik dengan mempratikkan
dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan
keputusan yang beradab dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan
Tuhannya.1
Manusia dituntut untuk berperilaku baik dengan
sesamanya agar terjalin hubungan yang harmonis
antara satu dengan lainnya. Pendidikan pada dasarnya
merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan karakter juga dapat
dilaknasanakan dalam berbagai bentuk pengajaran
seperti pengajaran dikelas, ekstrakurikuler, out bond
dan lain sebagainya. Pendidikan juga merupakan hak
asasi manusia yang patut untuk didapatkan oleh
setiap manusia. Diseluruh dunia tujuan pendidikan
adalah cerdas dan berperilaku baik, artinya manusia
dan masyarakat di mana pun dimuka bumi ini tidak
ada yang mengharapkan anak cucunya dan generasi
penerusnya tidak terdidik.
Istilah karakter pada dasarnya bermula dari arah
kebijakan pembangunan nasional yang dibentuk atau
dicanangkan oleh pemerintah. Bermula dari Arah
Kebijakan Pendidikan Nasional pada tahun 2010-
2014 yaitu “penerapan metodologi pendidikan akhlak
mulia dan karakter bangsa”. Istilalah karakter
tersebut lebih dekat kaitannya dengan psikologis
manusia, yang kemudia dijadikan kedalam ranah
kebudayaan termasuk didalamnya juga seni tari. Nilai
kebudayaan yang dihasilkan dari seni tari dianggap
memiliki porsi yang tinggi untuk menumbuhkan
ketahanan bangsa, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang dapat dipelajari dari komponen￾komponen seni tari yang didalamnya mengandung
banyak sekali pesan-pesan moral.
Pendidikan karakter pada dasarnya telah menjadi
masalah diberbagai negara. Pendidikan karakter
merupakan bagian esensial yang menjadi tugas

1Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 44.
sekolah, tetapi selama ini masih kurang perhatian.
Akibat dari minimnya perhatian tersebut terhadap
pendidikan karakter dalam ranah persekolahan,
sebagaimana telah dikemukakan oleh Lickona2
, telah
menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit
sosial ditengah masyarakat yang mana di era
sekarang ini peserta didiklah yang banyak terlibat
didalamnya. Sekolah pada dasarnya tidak
berkewajiban untuk meningkatkan pencapaian
akademis saja, namun juga pembentukan karakter
anak yang perlu diutamakan.
Fakta-fakta seputar kemerosotan karakter
menunjukkan bahwa ada kegagalan pada institusi
pendidikan dalam hal menumbuhkan manusia
Indonesia yang berkarakter dan berakhlak mulia. Hal
ini disebabkan karena apa yang diajarkan disekolah
tentang pengetahuan agama dan pendidikan moral
belum berhasil untuk membentuk manusia yang
berkarakter. Perkembangan jaman yang semakin
maju ini banyak membawa dampak positif dan
negatif kepada masyarakat Indonesia khususnya para
peserta didik yang semakin hari mulai mengabaikan
norma-norma yang berkembang dan berlaku dalam
kehidupan masyarakat.
Hal tersebut sudah sangat fatal akibatnya dan
banyak anak-anak sekolah yang terlibat didalamnya
seperti memakai”
narkoba, pelecehan seksual yang
dilakukan oleh anak-anak sekolah, membolos
sekolah, pornografi, kebiasaan mencontek lain
sebagainya. akibat yang ditimbulkan dari perilaku
tersebut cukup serius dan tidak dapat dianggap lagi
sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan
tersebut merupakan tindakan yang menjurus dalam
tindakan kriminal. Perilaku-perilaku tersebut
menandai bahwasannya”karakter￾karakter”anak”bangsa” “sebagai” “penerus bangsa
Indonesia mulai tercemari oleh hal-hal yang tidak
baik atau mulai luntur, sehingga diperlukan
pendidikan karakter untuk mengembalikan karakter
mulia yang dimiliki anak bangsa.
Tari merupakan kesenian daerah yang sangat
penting peranannya dalam kehidupan manusia baik
dapat digunakan sebagai hiburan ataupun sebagai
pengiring upacara adat yang berkembang di suatu
daerah tertentu dan dapat dijadikan juga sebagai
pendidikan untuk menumbuhkan nilai karakter pada
peserta didik, sehingga tidak heran jika di setiap
daerah di Indonesia memiliki tarian khas masing￾masing yang sangat penting perannya bagi kehidupan
sehari-hari.

2 Almusanna, Revitalisasi Kurikulum Muatan
Lokal untuk Pendidikan Karakter, (___________)
Tari tumbuh dan berkembang di seluruh
Indonesia dan merupakan salah satu warisan
kebudayaan yang patut untuk dilestarikan
keberadaannya serta dikembangkan selaras dengan
perkembangan masyarakat yang telah mengalami
berbagai perubahan dan perkembangan. Tari sebagai
sarana untuk menumbuhkan nilai karakter pada anak
merupakan hal yang menyenangkan karena disajikan
dengan gerakan yang indah, sehingga anak secara
otomatis akan melaksanakan kaidah-kaidah yang
terdapat dalam seni tari tersebut.
Salah satunya adalah tari Pentul Melikan yang
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi yang juga cocok
digunakan sebagai pendidikan karakter. Tari Pentul
Melikan tersebut didalamnya memiliki pesan-pesan
moral maupun pendidikan nilai karakter yang patut
untuk diajarkan kepada masyarakat maupun peserta
didik sebagai landasan dalam memupuk sikap mulia
untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Tari Pentul Melikan yang ada di daerah Ngawi
merupakan salah satu tarian tradisional yang masih
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran,
Kecamatan Paron tetapi keberadaanya masih belum
diketahui oleh orang banyak dan belum begitu
populer dikalangan masyarakat. Tari Pentul Melikan
tersebut diciptakan sejak tahun 1952 yang diciptakan
oleh sesepuh Desa Tempuran yaitu Kyai Munajah.3
Tari Pentul Melikan ini usianya sudah mencapai 64
tahun dan sampai sekarang masih berkembang di
Dukuh Melikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTHUL MELIKAN