Jumat, 18 September 2020

CERITA BUDAYA DESAKU MELIKAN

 

TARI PENTHUL MELIKAN 

DAN PERKEMBANGANNYA 

 

Tari Penthul Melikan diciptakan pada tanggal 27 Juli 1952. Tari ini adalah sebuah tarian yang pada awalnya diciptakan oleh para tokoh di dusun Melikan untuk memperingati perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1952. Dalam perjalanannya tari ini mengalami pasang surut ( awal tercipta – kejayaan – menghilang – bangkit lagi ) dari tahun ke tahun.

 

Dusun Melikan terletak di Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur. Kebupaten Ngawi terletak di ujung barat dari Propinsi Jawa Timur yang berdekatan dengan Kabupaten Sragen JawaTengah di sebelah baratnya dan Kabupaten Blora Jawa Tengah di sebelah utaranya. Sehingga kebudayaan di Kabupaten Ngawi terpengaruh dari dua sisi berbeda Jawa Timur dan Jawa Tengah. Adapun salah satu kesenian asli dari Ngawi yaitu tari Penthul Melikan yang terdapat di Desa Tempuran tepatnya di dusun Melikan.

 

Dusun Melikan adalah sebuah lokasi dimana tarian tari Penthul Melikan berasal, diciptakan oleh warga setempat dengan berbagai profesi yaitu guru, santri, ulama dan masyarakat biasa. Jalan yang dilalui untuk menuju desa ini yaitu melewati jalan di tengah sawah, menyebrangi jembatan dan

rel kereta api. Masyarakat desa ini mayoritas bekerja sebagai petani. 

 

Dusun Melikan di babad / dibuat oleh Mbah Muhammad Sarijan sekitar tahun 1854. Mbah Muhammad Sarijan berasal dari Ponorogo. Beliau

adalah putra dari Kiai Muhammad Abdul Juwahir yang lahir sekitar tahun 1750-an. Kiai Muhammad Abdul Juwahir mempunyai nama julukan atau samaran Mbah Judel. Menggunakan nama samaran dikarenakan untuk menghindarip pengejaranpenjajah Belanda. Mbah Judel (Kiai Muhammad Abdul Juwahair) adalah seorang prajurit ( bahkan ada yang menyebutnya soeorang senopati) perang Pangeran Diponegoro. Karena kalah perang akhirnya melarikan diri ke daerah Bedali Tamansari Ponorogo, kemudian pindah lagi dan menetap di Judelan Purwosari Ponorogo. Menurut cerita ketika para prajurit Pangeran Diponegoro kalah perang, mereka menyamar menjadi masyarakat biasa terkadang juga dengan membawa topeng agar tidak dikenali Belanda. 

 

Mbah Muhammad Sarijan yang babad di Melikan dan menetap di dusun ini terus berkembang dan mempunyai banyak keturunan. Salah satunya adalah Kiai Munajah sang pencipta tari Penthul Melikan. Mungkin ada logisnya antara tari topeng Penthul Melikan juga bila dihubungkan dengan para pasukan Pangeran Diponegoro yang menyebar melarikan diri dengan menyamar memakai topeng menghindari kejaran penjajah Belanda. 

 

Asal usul nama Dusun Melikan yaitu berasal dari kata Melik yang berarti menyala. Pada tahun 1800 an wilayah Melikan merupakan hutan dan terdapat peninggalan makam Budha, di dalamnya terdapat serpihan emas peninggalan Budha, orang Bojonegoro menyebutnya Melik karena terdapat serpihan emas yang pada malam hari akan menyala dan warga sekitar menyebut Melik (emas yang menyala). Mayoritas masyarakat dusun Melikan bekerja sebagai Petani, Guru, TNI, dan Polisi. 

 

Dusun Melikan selain memiliki tari Penthul Melikan juga punya upacara tradisional dzikir dengan berjalan mengelilingi dusun ketika tengah malam, kemudian berkumpul berdoa bersama dirumah sesepuh dusun yaitu Mbah Warsono ( juga sesepuh tari Penthul Melikan saat ini ). Upacara tersebut masih diakukan hingga sekarang pada saat malam satu suro ( tahun baru Islam ). Selain itu ada juga Terbangan. Terbangan merupakan kegiatan masyarakat yang memainkan Terbang dengan vocal yang tinggi, kegiatan ini dilakukan pada saat Mauludan (Maulud Nabi) . Terbangan dimainkan oleh pemuda dan pemudi masyarakat Melikan. Salah satu alat yang digunakan untuk Terbangan ( sholawatan kuno ) adalah kendang yang juga di gunakan untuk alat musik Penthul Melikan, kendang ini konon sudah 

berusia sekitar 90-an tahun. 

 

Tari Penthul Melikan merupakan tari kelompok yang dilakukan memakai topeng kayu dadap melambangkan watak manusia yang berbeda-beda

namun tetap bersatu dalam kerja. Tari Penthul Melikan ini diciptakan pada tahun 1952 dalam suasana kegembiraan menyambut dan menikmati arti kemerdekaan Indonesia. Sebagai ungkapan rasa gembira dan beryukur atas Kemerdekaan RI beberapa tokoh masyarakat dusun Melikan dan Pamong Dusun Melikan mengadakan musyawarah untuk membuat satu tontonan dimana tontonan tersebut akan ditampilkan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 1952. Di dalam suatu musyawarah tersebut tercapai suatu kesepakatan untuk membuat Penthul Melikan. 

 

Ada beberapa makna atau maksud dari kata Penthul Melikan berasal dari kata : (1) Penthulberarti dipenke nuthul (dalam bahasa Jawa yang berarti makan) dan melikan yaitu nama dusun tempat tari tersebut diciptakan. Tari Penthul Melikan menggambarkan kehidupan manusia yang mengutamakan makan karena manusia perlu makan untuk hidup dan beraktifitas bagaimanapun makan adalah nomor satu bagi masyarakat dusun Melikan. (2) Kata Penthul berasal dari kata pentolan atau pemimpin karena dalam tari Penthul Melikan ini ada salah seorang pemimpin di barisan

depan. (3) Penthul juga digunakan untuk menyebut topeng. 


Tari Penthul Melikan diciptakan tahun 1952 sebagai hiburan masyarakat Melikan pada zaman kemerdekaan, hinggasaat ini masih sering ditampilkan di acara-acara tertentu. Tari Penthul Melikan diciptakan oleh beberapa tokoh, antara lain : 

1. Kyai Munajah, dengan latar belakang pencipta : 

- Sebagai guru Torikhoh A’maliah ( aliran kebatinan tasawuf islam) 

- Sebagai tokoh masyarakat Melikan dan sekitarnya 

- Pendidikan: Pondok Pesantren Islam 

- Sebagai orang tua yang banyak dimintai nasihat dan pertolongan 

2. Hardjodinomo, latar belakang pencipta: 

- Sebagai guru torikhoh A’maliyah 

- Sebagai pamong desa/kamitua dusun Melikan 

- Pendidikan: Pondok Pesantren Islam 

- Tukang pijat model jawa 

3. Syahid, latar belakang pencipta: 

- Sebagai tokoh masyarakat 

- Pendidikan: HIS (Belanda) 

4. Yanudi, latar belakang pencipta: 

- Sebagai guru torikhoh a'maliyah 

- Sebagai Pejuang Kemerdekaan RI (No Pokok Veteran 154711) 

- Pendidikan tidak sekolah 

 

Keempat pencipta sudah tidak ada dan diteruskan oleh sesepuh mbah Warsono dibantu bapak Muh Riyadus Solihin, SHI seorang guru madrasah di MIN 8 Ngawi yang mencoba menghidupkan kembali melalui sebuah Sanggar Tari Penthul Melikan.

 

Gerak tari Penthul Melikan mempunyai variasi walaupun masih tterlihatsederhana dan banyak pengulangan gerakan. Namun, gerak pada tari Penthul Melikan terdapat keunikan daripada tari lainnya, hal ini ditandai pada adegan pertama penari bergerak sesuai dengan karakter topeng yang dipakai sehingga geraknya berbeda beda satu sama lain.Pada adegan ini terlihat lucu dan unik sebab karakter yang diperankan penari bukant tokohmelainkan karakter manusia, seperti jahat, lembut, tua, muda, menyeramkan, lucu, dan ada juga yang memerankan sebagai ibu-ibu dengan memakai pakaian daster. Akan tetapi meskipun karakter yang dimainkan berbeda- bedapada saat gerakan inti yang terdapat beberapa ragam gerak para penari tetap bergerak secara bersama sama. 

 

Dalam pertunjukan tari Penthul Melikan gerak tari merupakan unsur utama, namun bentuk geraknya secara utuh tidak diutamakan sebab yang

lebih diutamakan ialah lelucuan yang dapat menghibur penonton. Hal ini disebabkan karena tari Penthul Melikan pada jaman dahulu memang diciptakan untuk meghibur warga masyarakat.Penari Penthul Melikan harus tetap mengutamakan keseragaman dan kekompakan dalam gerakan-gerakan tertentu. Ada beberapa gerak dalam tari Penthul Melikan yang harus diberi tekanan atau tenaga dalam memperagakannya.Walaupun demikian dalam sebuah karya seni tari gerak merupakan elemen yang sangat penting, meskipun gerak yang sederhana namun memiliki arti atau makna tertentu sehingga ada gerakan yang pakem atau tidak boleh diubah.

 

Seperti pada tari Penthul Melikan ada beberapa gerak yang sampai sekarang tidak ada perkembangan bentuknya karena pihak sesepuh

tidak mengijinkan untuk mengubah gerak yang sudah pakem tersebut akan tetapi apabila mengubah alur atau fragmen agar lebih berkembang itu tidak dipermasalahkan.

 

Adapun struktur tari Penthul Melikan antara lain : 

1. Pembukaan

Jenis geraknya berupa improvisasi dan bentuk geraknya sesuai karakter topeng yang dipakai seperti gerak pincang, gerak perempuan, gerak buto dan lain-lain. 

2. Gerakan

Inti yang terdiri dari 7 gerakan yaitu rangkaian tangan, jari mengembang ke hidun dan kedua tangan mengembang keatas 

3. Penutup

jenis geraknya berupa improvisasi dan gerakkannya sesuai karakter masing-masing penari. 

 

Ragam gerak inti tersebut tidak dapat dirubah baik bentuk maupun urutannya sehingga masih tetap utuh hingga sekarang karena mengandung makna dalam setiap geraknya. Pada dasarnya setiap kesenian pasti mempunyai makna dan tujuan tertentu. Begitu juga tari PenthulMelikan yag diciptakan sejak tahun 1952 memiliki arti atau makna dari fragmen maupun bentuk gerak yang diciptakan. Tidak semua tar ibersifat representasional ada juga yang bersifat simbolik. Dari simbol yang diciptakan tersebut mempunyai makna tersendiri. Karena pada dasarnyas senimerupakan ungkapan jiwa manusia yang dituangkan melalui simbol-simbol gerak maupun gerak yang realita. Geakan pada tari Penthul Melikan memiliki makna pada setiap ragam geraknya.

 

Tari Penthul Melikan dilihat dari awal munculnya mempunyai makna bahwa sebuah perbedaan perilaku watak dan karakter setiap orang harus tetap bertoleransi dalam mengerjakan suatu pekerjaan dengan cara gotong royong, saling membantu namun harus ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa persatuan dan kesatuan itu penting serta mengendalikan hawa nafsu dari angkara murka. Tari Penthul Melikan diciptakan ternyata mempunyai banyak makna filosofi baik dari seragam yang dikenakan dan jenis gerakannya. Bentuk topeng berbeda-beda filosofinya adalah kemajemukan dan kebhinekaan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak agama, suku, ras,Bahasa, budaya dan lain sebagainya. Dan juga perbedaan karakter, watak, sikap dan tingkah laku manusia.

 

 Seragam berwarna hitam dan di lengan tangan, celana bagian bawah dan punggung belakang ada pita merah putih karena tari Penthul Melikan ini diciptakan untuk perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Adapun filosofi baju  bolong depan adalah adanya sebagian manusia yang suka mementingkan perutnya saja untuk kepentingan pribadi, kepentingan duniawi. Rejeki yang didapatnya dengan melanggar norma adat dan hukum contohnya dari korupsi , suap , mencuri dan lain sebagainya. Sedangkan baju bolong belakang filosofinya adalah adanya sebagian gambaran manusia yang mementingkan untuk kehidupan di masa yang akan datang. 

 

Begitu juga dari 7 gerakan tari Penthul Melikan juga mempunyai filosofi yaitu : 

 

1. Gerak rangkaian tangan 

Makna filosofi dari gerak yang dilakukan dengan mengaitkan tangan kanan dan kiri secara berpasangan dengan penari lainnya ialah manusia harus saling bergotong royong dan bekerja sama saling membantu satu sama lain dalam kehidupan sehari dan bekerja. Pada gerak ini saat ini disebut juga persatuan dan kesatuan seluruh warga negara Indonesia tanpa membeda-bedakan agama, ras, suku, budaya, bahasa dan golongan. Adapun dari gerak rangkaian tangan ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap

kerjasama, persatuan dan gotong royong.

 

2. Gerak jari mengembang ke hidung

Makna gerak kedua jari tangan yang terbuka di atas hidung dan penari sambil mengatakan “OO AA”. ialah  O adalah Obah dan A adalah Akhlak (budi pekerti ). Obah berasal dari bahasa jawa yang artinya bergerak sedangkan Akhlak perbuatan, maksudnya setiap perbuatan atau tingkah laku manusia dalam semua kegiatan harus sesuai dengan ajaran agama Islam dan ajaran agama yang dianutnya serta budi pekerti yang luhur. Adapun dari gerak jari mengembang ke hidung sambil berkata “OO AA” ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah nilai

keagamaan dan nilai religius.

 

3. Gerak tangan menengadah ke atas 

Gerak tangan menegadah dilakukan dengan cara membuka kedua jari tangan tepat di kanan kiri perut sambil mengucapkan syair “maju bung”. Arti dari gerakan ini adalah ajakan untuk semua agar tetap bersemangat untuk maju mengisi kemerdekaan dengan terus maju membangun disegala bidang. Semangat maju dalam kehidupan sehari-hari misalnya bekerja, mencari ilmu dll. Jadi kita harus tetap maju dan bersemangat untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan. Adapun dari gerak tangan menengadah keatas sambil berkata ''maju bung'' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap pantang menyerang, terus berusaha, optimis, berkarya dan semangat kebangsaan.

 

4.Gerak tangan siku serong ke kanan

kiri 

Gerak kedua tangan siku kemudian serong ke kiri dengan langkah kaki serong ke kiri Gerakan ini dilakukan dengan mengucapkan kata “selalu” filosofinya ialah selalu bergerak terus menerus secara kontinyu dan dinamis membangun bangsa

dan negara, karena di jagad raya ini keadaannya selalu berubah. Jadi, manusia harus siap untuk mengalami perubahan yang terjadi dan tetap kuat pada pendirian. Adapun dari gerak tangan siku serong ke kanan kiri ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap rajin, disiplin, bersemangat

dan terus berusaha.

 

5.Gerak jari telunjuk mengacung 

Gerakan ini dilakukan dengan mengacungkan telunjuk ke atas kepala kemudian diputar diikuti dengan gerak kaki, sambil berkata ''insyaflah''. Makna filosofinya dari gerakan ini ialah menggambarkan bahwa Tuhan itu satu atau Maha Esa, dan gerakan tangan diputar artinya bumi bulan matahari dan seluruh alam ini dan kehidupan berterus berputar. Mengucapkan syair Insyaflah berarti kita harus senantiasa ingat, taubat dan insyaf kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kesalahan dan dosa. Adapun dari gerak jari telunjuk mengacung keatas dan berkata '' insyaflah '' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah nilai keagamaan dan nilai religius.

 

6. Gerak ibu jari mengacung 

Gerakan ibu jari mengacung diatas kepala dan disertai dengan gerak kaki dan mengucapkan “sudah jadi” filosofinya bahwa bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang berdaulat dan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 lepas dari penjajahan bangsa asing. Adapun gerak ibu jari mengacung dan berkata ''sudah jadi'' ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap semangat kebangsaan, nasionalis, kerja keras dan cinta tanah air.

 

7. Gerak tangan mengembang ke atas 

Gerak yang dilakukan dengan membuka kedua telapak tangan ke atas sambil mengucapkan aku suka” filosofi dari gerakan ini ialah menggambarkan kegembiraan rakyat Indonesia atas keberhasilan bangsa Indonesia mencapai tujuan dan cita-cita yaitu negara yang merdeka dengan di rayakan setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Adapun dari gerak tangan mengembang

ke atas dan berkata ''aku suka” ini, pendidikan karakter yang di harapkan adalah sikap semangat

kebangsaan, nasionalis, kerja keras dan cinta tanah air.

 

Itulah 7 filosofi awal dari 7 gerakan tari Penthul Melikan diciptakan. Seiring waktu makna filosofi ini bisa disesuaikan dengan suasan dimana Penthul Melikan itu menghibur contohnya diperesmian sekolah, madrasah, jembatan, hajatan nikah dan lain-lain. Tentunya filosofi dari seragam dan gerakan tari Penthul Melikan ini sarat akan makna sebagai pendidikan karakter berbangsa bernegara. 

 

Alat musik yang digunakan pada tari Penthul Melikan pada awalnya adalah kendang, seng, dan kentongan. Namun, seiring perkembangan jaman alat musik yang digunakan ialah kendang, kenong, jer, bedug. Kendang yang digunakan sudah ada sejak tahun 1927 an hingga sekarang masih digunakan. Yang unik dari tari Penthul Melikan adalah salah satunya syair lagu yang bertema nasionalisme dan religius. Pada tahun 1952 dengan alat yang sederhana alat musik tradisional, namun syair lagu yang di ciptakan sudah berbahasa Indonesia. 

 

syair lagu Penthul Melikan yang diciptakan tahun 1952 

 

Lagu untukntarian pembukaan 

 

Fajar Menyingsing 

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Syahid danYanudi

27-07-1952 

 

Kini fajar menyingsing 

Yang meliputi kita 

Perang sudah dan menang 

Terbuka pintu gerbang 

Menuju-menuju kearah - kearah 

Mulyanya Negara kita 

Marilah membangun negara 

Negara Indonesia 

 Membangun dan mendidik rakyat 

 Dengan jalan sehat 

 Insyaflah - insyaflah 

 Hai kawan – hai kawan 

 Sebagai anak bangsa 

Merdeka – merdeka sluruhnya 

Itulah tekad kita 

Tentara dan rakyat berjuang 

Sampai akhir perang 

Gembira – gembira waspada - waspada 

Siap sedia negara 

Marilah bersatu semua 

Membangun Negara kita 

Berpegang pada pancasila 

Demi kesatuan bangsa 

Majulah – majulah 

Nusantara jaya 

 

 

Lagu untuk tarian inti 


 Mari teman-teman

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Syahid danYanudi

27-07-1952 

 

 

mari teman-teman 

marilah temanku 

bersama-sama 

berdendang 

berdendang lagu 

sambil menari 

menari penthul 

untuk menghibur 

hati bingung 

mari teman-teman 

marilah temanku 

bersama-sama 

berdendang 

berdendang lagu 

sambil menari 

menari penthul 

untuk prayaan 

ikut menyusul 

oo aa 8x 

maju bung 8x 

selalu 8x 

insyaflah 8x 

sudah jadi 8x 

aku suka 8x 

 

 

Lagu untuk tarian penutup 


Kawan-kawan

Cipt : Munajah, Harjodinomo, Sahid dan Yanudi

27-07-1952


Kawan - kawan 

Marilah kawan 

Mempringati kemerdekaan 

7 tahun kita merdeka 

Lepas dari penjajahan 

Bangsa asing 

Asyik 

 

 

Tari Penthul Melikan sejak tahun 1952 hingga sekarang tahun 2020 mengalami pasang surut dari waktu kewaktu. Yang sekarang masih ada tinggal beberapa orang. Tahun 1952 sampai 1958 berkembang pesat dengan ditampilkan saat upacara kemerdekaan dan syukuran pembangunan Madrasah Tsanawiyah di Melikan, dan peresmian pembangunan jemabatan Tempuran. Tahun 1958 sampai 1965 tari Penthul Melikan tidak lagi ditampilkan karena suasana politik nasional. Tahun 1970 sampai 1973 tari Penthul Melikan dihidupkan lagi sehingga berkembang kembali. Tahun 1975 sampai 1977 mengalami kemunduran dalam arti sudah tidak lagi ditampilkan pada acara-acara tertentu dan hampir punah. Tahun 1980 an topeng Penthul Melikan yang asli diabadikan di museum Mpu Tantular Surabaya sebagai benda bersejarah. Tahun 1990 ada seorang mahasiswi dari kampus di Solo meneliti tari Penthul Melikan. 

Pada tahun 2015 Penthul Melikan dihidupkan kembali oleh seorang pemuda Melikan yaitu Muh Riyadus Sholihin seorang guru di MIN 8 Ngawi. Muh Riyadus Sholihin adalah putra dari kiai Muh Utsman. Dengan bimbingan Mbah Warsono sesepuh dusun Melikan yang juga pengurus penerus Penthul Melikan yang dulu. Di mulai dari nol membeli peralatan, seragam dan pembuatan topeng baru yang dibuat oleh para pemuda Melikan. Di susun juga struktur bentuk kepengurusan yang baru dan membuat Sanggar Tari Penthul Melikan. 

 

Sambutan yang sangat antusias dari para warga yang rindu akan kejayaan Penthul Melikan menjadi obat penawar ketika tari ini bangkit kembali. Puluhan warga baik yang tua dan muda dengan semangat berlatih menari. Tepatnya pada acara Halal Bi Halal tahun 2015 pertama kali tari Penthul Melikan ini ditampilkan. Lalu di adakan upacara tradisi Penthul Melikan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI dengan upacara bendera berbahasa Jawa. Semua petugas dan peserta memakai topeng. Gelak tawa riang gembira ratusan warga menyaksikan dan ikut dalam upacara detik-detik proklamasi tersebut. 

 

Muh Riyadus Sholihin dibantu oleh teman-teman yang juga seorang guru yaitu Cahyo Setiawan, Muh Amin Fathoni dan Bambang Supariyono. Dengan mudah menjadikan tari Penthul Melikan ini ekstra kurikuler di sekolah. Dengan begitu tari ini cepat bangkit dan menyebar luas. Mulai sekolah TK, MI, SD, MTSN, MAN, SMP SMA di Ngawi. Sejak Penthul Melikan ini bangkit kembali di tahun 2015, di era digital medsos ( facebook, twitter, Instagram dan youtube ) Penthul Melikan cepat menyebar dan dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan media cetak Jawa Pos dan telivisi nasional pun meliput tari ini. Begitu juga para siswa SMA dan mahasiswa dari berbagai kampus ( UNS, ISI, UNDIP, UNMER, UNM, IKIP ) menjadikan tari Penthul Melikan ini sebagai bahan untuk tugas sekolah dan skripsinya. 

 

Berikut beberapa acara yang menampilkan tari Penthul Melikan setelah bangkit kembali tahun 2015 : 

1. Halal bi halal dusun Melikan 

2. Upacara bendera HUT RI setiap tahun mulai 2015 samapi 2019 di sanggar Penthul Melikan. 

3. Karnaval pawai pembangunan perayaan HUT RI setiap tahun 

4. Pekan budaya daerah oleh para mahasiswa di Malioboro Jogja 2016 

5. Porseni tingkat propinsi oleh Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur di Kediri 2016 

6. Taman Budaya Surabaya 2017 

7. Inbox SCTV di Ngawi 2017 

8. HUT kota Nganjuk 2017 

9. Ragam Indonesia trans 7 tahun 2017 

10. Panggung Gembira Indosiar di Ngawi 2018 

11. Di tampilkan siswa SMP 2 Ngawi di Korea Selatan

12. Hajatan warga ( sunatan, pengantin dll ) 

13. Acara warga maupun instansi kantor dan Sekolah baik di Ngawi maupun luar Ngawi 

14. Liputan online maupun media televisi lokal

15. Acara pekan budaya Nusantara lembaga Pendidikan Wahidiyah di Kediri

16. Lomba tari Kabupaten Ngawi

17. Pekan budaya mahasiswa di Surabaya

 

Adanya banyak faktor yang mempengaruhi pasang surutnya tari Penthul Melikan untuk berkembang yaitu masalah dana, apabila tidak ada dana maka tari Penthul Melikan tidak bisa ditampilkan begitu saja karena suatu karya seni akan hidup dan berkembang juga membutuhkan dana. Kurangnya perhatian dari masyarakat maupun seniman – seniman Ngawi. Dibutuhkan ahli seni. Banyak yang perlu digali dari tari Penthul Melikan agar menjadi sebuah kesenian yang lebih dikenal dan berkembang. Tari Penthul Melikan saat ini berkembang dalam bidang minat dan kebutuhan masyarakat untuk memajukan wisata dan sebagai potensi atau ikon Kabupaten Ngawi. Potensi seni budaya dan kerajinan pembuat topeng di Melikan. 

 

 SEKIAN


**** TERIMA KASIH ****



 


Sabtu, 07 September 2019

pendidikan karakter yang terkandung dalam tari
Pentul Melikan tidak hanya dilihat dari gerakannya
saja melainkan juga dapat dilihat dari topeng Pentul
Melikannya. Masyarakat disana juga senang sekali
karena tari Pentul Melikan menjadi media belajar
penanaman karakter baik untuk masyarakat sekitar
dan anak-anak agar menyadari bahwasannya perilaku
dan moral baik itu harus dimiliki oleh setiap orang
dan harus dilakukan atau diterapkan dalam kehidupan
masyarakat
Pendidikan Karakter Yang Terkandung
Dalam Tari Pentul Melikan
Pembelajaran melalui seni tari pada dasarnya
sangat penting karena seni tari mampu membentuk
pribadi dan mental pada anak. Seni tari tersebut
didalamnya mengajarkan kecerdasan sosial dan
kecerdasan emosional yang dapat dituangkan dalam
gerak tari. Pembelajaran tari tersebut cocok
digunakan sebagai media pendidikan karakter karena
pada dasarnya dalam seni tari mengandung berbagai
aspek seperti aspek motorik, aspek kognitif, aspek
sosial dan aspek pengetahuan. Oleh sebab itu,
peranan seni tari dalam pembentukan karakter anak
maupun kepribadian anak sangat penting.
Tari Pentul Melikan didalamnya banyak sekali
mengandung pendidikan karakter yang mana
pendidikan karakter tersebut dapat dilihat dari
berbagai komponen gerakannya yaitu gerakan baris￾berbaris pendidikan karakter yang dapat diambil
adalah sikap disiplin. Gerakan pertama gandengan
tangan pendidikan karakter didalamnya adalah sikap
kerjasama dan gotong royong. Gerakan dan syair lagu
Obah Allah, pendidikan karakter yang dapat diambil


adalah nilai keagamaan dan nilai religius. Gerakan
dan syair lagu insyaflah, pendidikan karakter yang
dapat diambil didalamnya adalah nilai keagamaan
dan nilai religius. Gerakan dan syair lagu tari Pentul
Melikan maju bung, pendidikan karakter yang dapat
diambil didalamnya adalah semangat kebangsaan.
Gerakan dan syair lagu tari Pentul Melikan aku
suka dan sudah jadi, pendidikan karakter yang dapat
diambil didalamnya adalah sikap semangat
kebangsaan, kerja keras dan cinta tanah air.
Pendidikan karakter yang dapat dilihat dari busana
tari Pentul Melikan yang berlubang bagian perut dan
bagian punggung adalah kerja keras yang
menggambarkan seseorang yang bekerja keras
mencangkul disawah sampai punggung seseorang
tersebut berwarna hitam dan mengkilap, hal tersebut
merupakan bukti kerjasama dalam mencari rejeki
untuk makan. Kemudian dilihat dari warna busana
tari Pentul Melikan hitam, merah dan putih, hitam
melambangkan sikap kebijaksanaan, merah
melambangkan keberanian dan putih melambangkan
kejujuran.
Pendidikan karakter juga dapat dilihat dari
gamelan tari Pentul Melikan yaitu kenong,
pendidikan karakter yang dapat diambil dari gamelan
kenong tersebut adalah nilai religius yang dapat
dilihat dari suaranya yaitu nang ning nong yang
berarti berpikiran jernih terhadap Tuhan YME.
Gamelan kendang didalamnya juga mengandung
pendidikan karakter yang dilihat dari suaranya yaitu
ndang ndang ndang, artinya segeralah yang mana
pendidikan karakter yang dapat diambil adalam nilai
keagamaan. Pendidikan karakter juga dapat dilihat
dari topeng Pentul Melikan yang beranekaragam
yang mana menggambarkan sikap toleransi dan
menghargai perbedaan walaupun berbeda tetapi
meliliki tujuan yang sama.
Pendidikan karakter dalam tari Pentul Melikan
tersebut juga dapat dilihat dari syair lagu tari Pentul
Melikan yaitu “hai kawan-hai kawan,” “sebagai
anak” bangsa,” “merdeka-merdeka” sluruhnya,
“itulah tekad kita,” “tentara dan rakyat berjuang,”
“sampai akhir perang,” “gembira-gembira
waspada-waspada,” “siap sedia negara,” “marilah
bersatu semua,” “membangun negara kita,”
“berpegang pada Pancasila,” “demi kesatuan
bangsa,” “majulah-majulah “nusantara jaya.
Pendidikan karakter yang dapat diambil
didalamnya adalah sikap cinta tanah air dan bangsa.
Pada dasarnya, tari Pentul Melikan ini berisi
mengenai atau menggambarkan tentang perjuangan
masyarakat atau bangsa Indonesia dalam menghadapi
penjajah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia,
mulai dari menggambarkan barisan TNI, kerjasama
masyarakat Indonesia dan kekompakannya,
menyadarkan masyarakat agar selalu percaya kepada
Allah SWT, menggambarkan semangat perjuangan
masyarakat Indonesia sampai menggambarkan luapan
kegembiraan masyarakat Indonesia karena telah
mampu mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia
dengan berbagai bentuk pengorbanan.

Kamis, 05 September 2019

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018
2
PENDAHULUAN
Membicarakan masalah karakter merupakan hal
sangat penting dan mendasar bagi kehidupan.
Karakter adalah mustika hidup yang membedakan
manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter
adalah manusia yang sudah “membinatang”. Orang-
orang yang berkarakter kuat dan baik secara
individual maupun secara sosial ialah mereka yang
memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti luhur yang
baik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
yang mengembangkan karakter yang mulia (good
character) dari peserta didik dengan mempratikkan
dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan
keputusan yang beradab dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan
Tuhannya.1
Manusia dituntut untuk berperilaku baik dengan
sesamanya agar terjalin hubungan yang harmonis
antara satu dengan lainnya. Pendidikan pada dasarnya
merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan karakter juga dapat
dilaknasanakan dalam berbagai bentuk pengajaran
seperti pengajaran dikelas, ekstrakurikuler, out bond
dan lain sebagainya. Pendidikan juga merupakan hak
asasi manusia yang patut untuk didapatkan oleh
setiap manusia. Diseluruh dunia tujuan pendidikan
adalah cerdas dan berperilaku baik, artinya manusia
dan masyarakat di mana pun dimuka bumi ini tidak
ada yang mengharapkan anak cucunya dan generasi
penerusnya tidak terdidik.
Istilah karakter pada dasarnya bermula dari arah
kebijakan pembangunan nasional yang dibentuk atau
dicanangkan oleh pemerintah. Bermula dari Arah
Kebijakan Pendidikan Nasional pada tahun 2010-
2014 yaitu “penerapan metodologi pendidikan akhlak
mulia dan karakter bangsa”. Istilalah karakter
tersebut lebih dekat kaitannya dengan psikologis
manusia, yang kemudia dijadikan kedalam ranah
kebudayaan termasuk didalamnya juga seni tari. Nilai
kebudayaan yang dihasilkan dari seni tari dianggap
memiliki porsi yang tinggi untuk menumbuhkan
ketahanan bangsa, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang dapat dipelajari dari komponen-
komponen seni tari yang didalamnya mengandung
banyak sekali pesan-pesan moral.
Pendidikan karakter pada dasarnya telah menjadi
masalah diberbagai negara. Pendidikan karakter
merupakan bagian esensial yang menjadi tugas

1Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 44.
sekolah, tetapi selama ini masih kurang perhatian.
Akibat dari minimnya perhatian tersebut terhadap
pendidikan karakter dalam ranah persekolahan,
sebagaimana telah dikemukakan oleh Lickona2
, telah
menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit
sosial ditengah masyarakat yang mana di era
sekarang ini peserta didiklah yang banyak terlibat
didalamnya. Sekolah pada dasarnya tidak
berkewajiban untuk meningkatkan pencapaian
akademis saja, namun juga pembentukan karakter
anak yang perlu diutamakan.
Fakta-fakta seputar kemerosotan karakter
menunjukkan bahwa ada kegagalan pada institusi
pendidikan dalam hal menumbuhkan manusia
Indonesia yang berkarakter dan berakhlak mulia. Hal
ini disebabkan karena apa yang diajarkan disekolah
tentang pengetahuan agama dan pendidikan moral
belum berhasil untuk membentuk manusia yang
berkarakter. Perkembangan jaman yang semakin
maju ini banyak membawa dampak positif dan
negatif kepada masyarakat Indonesia khususnya para
peserta didik yang semakin hari mulai mengabaikan
norma-norma yang berkembang dan berlaku dalam
kehidupan masyarakat.
Hal tersebut sudah sangat fatal akibatnya dan
banyak anak-anak sekolah yang terlibat didalamnya
seperti memakai”
narkoba, pelecehan seksual yang
dilakukan oleh anak-anak sekolah, membolos
sekolah, pornografi, kebiasaan mencontek lain
sebagainya. akibat yang ditimbulkan dari perilaku
tersebut cukup serius dan tidak dapat dianggap lagi
sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan
tersebut merupakan tindakan yang menjurus dalam
tindakan kriminal. Perilaku-perilaku tersebut
menandai bahwasannya”karakter-
karakter”anak”bangsa” “sebagai” “penerus bangsa
Indonesia mulai tercemari oleh hal-hal yang tidak
baik atau mulai luntur, sehingga diperlukan
pendidikan karakter untuk mengembalikan karakter
mulia yang dimiliki anak bangsa.
Tari merupakan kesenian daerah yang sangat
penting peranannya dalam kehidupan manusia baik
dapat digunakan sebagai hiburan ataupun sebagai
pengiring upacara adat yang berkembang di suatu
daerah tertentu dan dapat dijadikan juga sebagai
pendidikan untuk menumbuhkan nilai karakter pada
peserta didik, sehingga tidak heran jika di setiap
daerah di Indonesia memiliki tarian khas masing-
masing yang sangat penting perannya bagi kehidupan
sehari-hari.

2 Almusanna, Revitalisasi Kurikulum Muatan
Lokal untuk Pendidikan Karakter, (___________),
hlm.247.

VATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018
3
Tari tumbuh dan berkembang di seluruh
Indonesia dan merupakan salah satu warisan
kebudayaan yang patut untuk dilestarikan
keberadaannya serta dikembangkan selaras dengan
perkembangan masyarakat yang telah mengalami
berbagai perubahan dan perkembangan. Tari sebagai
sarana untuk menumbuhkan nilai karakter pada anak
merupakan hal yang menyenangkan karena disajikan
dengan gerakan yang indah, sehingga anak secara
otomatis akan melaksanakan kaidah-kaidah yang
terdapat dalam seni tari tersebut.
Salah satunya adalah tari Pentul Melikan yang
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi yang juga cocok
digunakan sebagai pendidikan karakter. Tari Pentul
Melikan tersebut didalamnya memiliki pesan-pesan
moral maupun pendidikan nilai karakter yang patut
untuk diajarkan kepada masyarakat maupun peserta
didik sebagai landasan dalam memupuk sikap mulia
untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Tari Pentul Melikan yang ada di daerah Ngawi
merupakan salah satu tarian tradisional yang masih
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran,
Kecamatan Paron tetapi keberadaanya masih belum
diketahui oleh orang banyak dan belum begitu
populer dikalangan masyarakat. Tari Pentul Melikan
tersebut diciptakan sejak tahun 1952 yang diciptakan
oleh sesepuh Desa Tempuran yaitu Kyai Munajah.3
Tari Pentul Melikan ini usianya sudah mencapai 64
tahun dan sampai sekarang masih berkembang di
Dukuh Melikan.4
Tari Pentul Melikan ini pada jaman dahulu
digunakan sebagai sarana penyebar agama Islam dan
dakwah, karena masyarakat Melikan pada jaman
dahulu belum banyak yang mengenal agama dan
masih percaya dengan hal-hal ghaib. Tari Pentul
Melikan tersebut didalamnya banyak sekali
mengandung pesan-pesan moral yang penting bagi
kehidupan sehingga perlu untuk diajarkan kepada
peserta didik maupun masyarakat sekitar.
Pendidikan nilai karakter yang terkandung dalam
tari Pentul Melikan tersebut mengajarkan kepada
umat manusia untuk selalu gotong-royong di dalam
kehidupan sehari-hari dengan sesama dan selalu taat

3 Wawancara dengan Bapak Warsono selaku
sesepuh Dukuh Melikan dan mantan pemimpin tari
Pentul Melikan, hari Minggu tanggal 10 Desember
2017.
4 Wawancara dengan Bapak Warsono selaku
sesepuh Dukuh Melikan dan mantan pemimpin tari
Pentul Melikan, hari Minggu tanggal 10 Desember
2017.
beribadah sesuai dengan yang diajarkan Allah SWT.5
Hampir di seluruh komponen-komponen tari Pentul
Melikan tersebut terkandung pesan-pesan yang patut
untuk dijadikan sebagai pendidikan nilai karakter
yang mengajarkan untuk kerja keras dan semangat
dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Pada intinya tari Pentul Melikan tersebut berfokus
pada ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi
kepercayaan kepada Allah SWT.6
Berdasarkan latar belakang itulah peneliti
mengangkat judul “Tari Pentul Melikan Kabupaten
Ngawi Sebagai Media Pendidikan Karakter”. Tujuan
yang ingin dicapai antara lain:
1. Mendeskripsikan pendidikan nilai karakter
yang terkandung dalam tari Pentul Melikan
di Dukuh Melikan, Desa Tempuran,
Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
2. Mendeskripsikan makna-makna simbolik
tari Pentul Melikan digunakan sebagai
kurikulum penguatan pendidikan karakter
3. Mengetahui respon masyarakat terhadap tari
Pentul Melikan sebagai media pendidikan
karakter
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif. Sumber yang
didapatkan dalam penelitian ini berupa hasil
wawancara yang mana wawancara tersebut
merupakan sumber primer dalam penelitian ini.
Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini juga dilakukan dengan beberapa
pertimbangan, pertama, metode kualitatif lebih
mudah dilakukan karena berhadapan langsung
dengan kenyataan, kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan
narasumber atau responden, ketiga, metode ini lebih
peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.7
Wawancara tersebut dilakukan dengan Bapak
Warsono, Bapak Sholikin, Bapak Isnam, Bapak
Purwanto, Bapak Sukiman, Ibu Umi Salamah, untuk

5 Wawancara dengan Bapak Warsono selaku
sesepuh Dukuh Melikan dan mantan pemimpin tari
Pentul Melikan, hari Minggu tanggal 10 Desember
2017.
6 Wawancara dengan Bapak Warsono selaku
sesepuh Dukuh Melikan dan mantan pemimpin tari
Pentul Melikan, hari Minggu tanggal 10 Desember
2017.
7 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 5.

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai tari Pentul Melikan sebagai media
pendidikan karakter. Wawancara tersebut dilakukan
dengan teknik trianggulasi untuk mendapatkan
keabsahan hasil wawancara yang dilakukan.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif dilakukan saat penelitian berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Saat berlangsungnya wawancara, jawaban
yang dirasa kurang memuaskan dapat dilengkapi oleh
peneliti sampai mendapatkan jawaban yang lengkap
dan sampai pada tahap dimana data yang diperoleh
peneliti dianggap kredibel.8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara etimologis karakter berasal dari kata
character yang berasal dari bahasa Yunani yang
berarti alat untuk mengukir, tapi dalam
perkembangannya diartikan sebagai sifat, ciri-ciri
yang menandai kepribadian seseorang dan sekaligus
membedakannya dengan sifat orang lain.9
Pendidikan
karakter dalam kehidupan sehari-hari peranannya
sangatlah penting untuk memupuk perilaku maupun
sikap terpuji dalam masyarakat.
Pendidikan karakter merupakan proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. 10
Pendidikan karakter disini memberikan pelajaran
moral kepada manusia agar manusia memiliki rasa
simpati, empati kepada sesama, memiliki hati yang
mulia, dan lain sebagainya. Selain itu, karater juga
berkembang dalam diri seseorang berdasarkan
potensi yang dibawa sejak lahir atau dikenal sebagai
karakter dasar yang bersifat biologis.
Griek mengemukakan bahwa karakter dapat
didefinisikan sebagi paduan dari pada segala tabiat
manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda
yang khusus untuk membedakan orang yang satu
dengan yang lain. Kemudia Leonardo A. Sjiamsuri
dalam bukunya Kharisma Versus Karakter yang
dikutip Damanik mengemukakan bahwa karakter
merupakan siapa anda sesungguhnya. Batasan ini
menunjukkan bahwa karakter sebagai identitas yang

8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm 91.
9Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra,
Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 128.
10Muchlas Samani dan Hariyanto, op.cit, hlm.
45.
dimiliki seseorang yang bersifat menetap sehingga
seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain.11
Pendidikan karakter pada dasarnya juga dapat
dilakukan melalui seni tari. Seni tari didalamnya juga
mengajarkan pengalaman-pengalaman kepada peserta
didik yang dapat membuat peserta didik tersebut
dapat memahami pentingnya hubungan antar sesama
manusia, lingkungan dan hubungan dengan sang
pencipta. 12 Pengalaman disini juga bisa diartikan
dalam pengalaman apresiasi maupun pengalaman
berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa
karya seni.
Seni tari sebagai media pendidikan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang sehingga peserta didik tersebut akan
memiliki kesadaran tentang pentingnya keragaman
dalam hal budaya yang dimiliki oleh daerah lokal
maupun luar daerah. Hal tersebut dapat membentuk
perilaku peserta didik agar peserta didik memiliki
sikap saling menghargai keanekaragaman budaya
yang berkembang didaerahnya.
A. Pendidikan Karakter Yang Terkandung
Dalam Tari Pentul Melikan
Pembelajaran melalui seni tari pada dasarnya
sangat penting karena seni tari mampu membentuk
pribadi dan mental pada anak. Seni tari tersebut
didalamnya mengajarkan kecerdasan sosial dan
kecerdasan emosional yang dapat dituangkan dalam
gerak tari. Pembelajaran tari tersebut cocok
digunakan sebagai media pendidikan karakter karena
pada dasarnya dalam seni tari mengandung berbagai
aspek seperti aspek motorik, aspek kognitif, aspek
sosial dan aspek pengetahuan. Oleh sebab itu,
peranan seni tari dalam pembentukan karakter anak
maupun kepribadian anak sangat penting.
Tari Pentul Melikan didalamnya banyak sekali
mengandung pendidikan karakter yang mana
pendidikan karakter tersebut dapat dilihat dari
berbagai komponen gerakannya yaitu gerakan baris-
berbaris pendidikan karakter yang dapat diambil
adalah sikap disiplin. Gerakan pertama gandengan
tangan pendidikan karakter didalamnya adalah sikap
kerjasama dan gotong royong. Gerakan dan syair lagu
Obah Allah, pendidikan karakter yang dapat diambil

11Anita Yus, Pengembangan Karakter Melalui
Hubungan Anak-Kakek-Nenek, dalam Arismantoro
(Peny), Tinjauan Berbagai Aspek Character
Building, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), hlm.
91.
12 Rohmad Mulyana, Mengartikulasikan
Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm.
119.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 6, No. 2, Juli 2018
5
adalah nilai keagamaan dan nilai religius. Gerakan
dan syair lagu insyaflah, pendidikan karakter yang
dapat diambil didalamnya adalah nilai keagamaan
dan nilai religius. Gerakan dan syair lagu tari Pentul
Melikan maju bung, pendidikan karakter yang dapat
diambil didalamnya adalah semangat kebangsaan.
Gerakan dan syair lagu tari Pentul Melikan aku
suka dan sudah jadi, pendidikan karakter yang dapat
diambil didalamnya adalah sikap semangat
kebangsaan, kerja keras dan cinta tanah air.
Pendidikan karakter yang dapat dilihat dari busana
tari Pentul Melikan yang berlubang bagian perut dan
bagian punggung adalah kerja keras yang
menggambarkan seseorang yang bekerja keras
mencangkul disawah sampai punggung seseorang
tersebut berwarna hitam dan mengkilap, hal tersebut
merupakan bukti kerjasama dalam mencari rejeki
untuk makan. Kemudian dilihat dari warna busana
tari Pentul Melikan hitam, merah dan putih, hitam
melambangkan sikap kebijaksanaan, merah
melambangkan keberanian dan putih melambangkan
kejujuran.
Pendidikan karakter juga dapat dilihat dari
gamelan tari Pentul Melikan yaitu kenong,
pendidikan karakter yang dapat diambil dari gamelan
kenong tersebut adalah nilai religius yang dapat
dilihat dari suaranya yaitu nang ning nong yang
berarti berpikiran jernih terhadap Tuhan YME.
Gamelan kendang didalamnya juga mengandung
pendidikan karakter yang dilihat dari suaranya yaitu
ndang ndang ndang, artinya segeralah yang mana
pendidikan karakter yang dapat diambil adalam nilai
keagamaan. Pendidikan karakter juga dapat dilihat
dari topeng Pentul Melikan yang beranekaragam
yang mana menggambarkan sikap toleransi dan
menghargai perbedaan walaupun berbeda tetapi
meliliki tujuan yang sama.
Pendidikan karakter dalam tari Pentul Melikan
tersebut juga dapat dilihat dari syair lagu tari Pentul
Melikan yaitu “hai kawan-hai kawan,” “sebagai
anak” bangsa,” “merdeka-merdeka” sluruhnya,
“itulah tekad kita,” “tentara dan rakyat berjuang,”
“sampai akhir perang,” “gembira-gembira
waspada-waspada,” “siap sedia negara,” “marilah
bersatu semua,” “membangun negara kita,”
“berpegang pada Pancasila,” “demi kesatuan
bangsa,” “majulah-majulah “nusantara jaya.
Pendidikan karakter yang dapat diambil
didalamnya adalah sikap cinta tanah air dan bangsa.
Pada dasarnya, tari Pentul Melikan ini berisi
mengenai atau menggambarkan tentang perjuangan
masyarakat atau bangsa Indonesia dalam menghadapi
penjajah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia,
mulai dari menggambarkan barisan TNI, kerjasama
masyarakat Indonesia dan kekompakannya,
menyadarkan masyarakat agar selalu percaya kepada
Allah SWT, menggambarkan semangat perjuangan
masyarakat Indonesia sampai menggambarkan luapan
kegembiraan masyarakat Indonesia karena telah
mampu mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia
dengan berbagai bentuk pengorbanan.
B. Makna-makna simbolik tari Pentul Melikan
dalam kurikulum penguatan pendidikan
karakter
Makna pada dasarnya sangat berkaitan erat
dengan suatu kesenian dan kebudayaan. Suatu
kesenian dan kebudayaan didalamnya juga terdapat
makna yang digunakan untuk menyampaikan hal-hal
atau isi yang ada dalam kesenian dan kebudayaan
tersebut.Tari Pentul Melikan didalamnya terdapat
banyak sekali makna-makna simbolik baik dilihat
dari gerakannya, gamelan, busana dan topeng Pentul
Melikan yang telah dijelaskan pada subab
sebelumnya yang mana makna-makna simbolik yang
terkandung dalam tari Pentul Melikan banyak sekali
terdapat pendidikan karakter yang digunakan sebagai
penguatan dan diajarkan kepada peserta didik agar
mempunyai moral yang baik.
Pada dasarnya makna-makna simbolik yang
terkandung dalam tari Pentul Melikan juga mampu
digunakan sebagai kurikulum penguatan pendidikan
karakter sikap sosial dan spiritual karena didalamnya
diajarkan kepada peserta didik untuk memiliki
kemandirian, yang mana kemandirian dalam hal ini
yang berkaitan dengan tari Pentul Melikan peserta
didik harus mampu belajar mandiri dengan tidak
bergantung pada kemampuan orang lain, namun
peserta didik diajarkan agar tidak bergantung dengan
orang lain terus-menerus. Makna-makna simbolik
yang terkandung dalam tari Pentul Melikan juga
sangat erat kaitannya dengan Allah SWT, oleh karena
itu tari Pentul Melikan sangat cocok digunakan
sebagai kurikulum penguatan pendidikan karakter,
yang mana sejak jaman dahulu hingga sekarang tari
Pentul Melikan masih kental sekali dengan nilai
religius agar selalu taat dengan ajaran Allah SWT.
Nilai religius atau nilai keagamaan tersebut
merupakan landasan yang utama bagi anak agar anak
tersebut bisa memupuk kepribadian yang bermoral
baik. Apabila anak tersebut sikap sosial maupun
kecerdasannya baik di mata masyarakat, namun
apabila tidak memiliki karakter keagamaan pada
dasarnya kepribadian anak tersebut bisa dinggap
kurang baik, karena semua aktivitas maupun perilaku
manusia didunia ini tidak luput dari bantuan dan
pengawasan Allah SWT sebagai sang pencipta alam
semesta ini. Oleh karena itu, manusia sebagai ciptaan
Allah SWT harus selalu taat pada semua ajaran Allah
SWT dan senantiasa menjauhi semua laranganNya.
Tari Pentul Melikan didalamnya terdapat
makna-makna simbolik atau pendidikan nilai karakter
yang patut diajarkan kepada peserta didik yang
meliputi pendidikan karakter keagamaan, jujur,
disiplin, kerja keras, toleransi, cinta tanah air,
semangat kebangsaan, tanggungjawab, berani,
mandiri, kerja sama, gotong royong dan lain
sebagainya. Pendidikan karakter yang terdapat dalam
tari Pentul Melikan tersebut bisa digunakan atau
dimasukkan dalam kurikulum penguatan pendidikan
karakter seperti halnya dimasukkan atau dicantumkan
dalam Kompetensi Inti (KI) dalam setiap
pembelajaran atau mata pelajaran yang diajarkan
kepada peserta didik yang dapat diajarkan secara
tidak langsung dengan cara keteladanan, pembiasaan
dan budaya sekolah.
Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 ini
memfokuskan untuk pembentukan karakter pada
peserta didik. 13 Oleh karena itu, dalam setiap
pelajaran atau pengajaran yang dilakukan oleh guru,
harus selalu ditanamkan berbagai karakter yang
tercantum pada Kompetensi Inti kedua yang harus
dicapai oleh peserta didik. Penanaman karakter
kepada peserta didik merupakan hal yang tidak
mudah karena membutuhkan kesabaran dalam
pengajarannya.
Pusat Kurikulum menyarankan mengenai
pendidikan karakter apabila diimplementasikan
dalam satuan pendidikan nilai-nilai karakter yang
diajarkan dimulai dari nilai yang esensial,
sederhana,14 dan mudah dilaksanakan sesuai kondisi
masing-masing sekolah, misalnya peserta didik
diajarkan untuk disiplin, dalam hal ini mematuhi
semua aturan yang berlaku dalam lingkungan
sekolah. Hal tersebut jika dikaitkan dengan tari
Pentul Melikan dalam gerakan tari Pentul Melikan
juga terdapat gerakan baris-berbaris yang juga
menggambarkan kedisiplinan, sehingga sangat cocok
diajarkan kepada peserta didik sebagai penguatan
pendidikan karakter agar anak memiliki perilaku atau

13 Nurdina Hanifa dan Julia, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Dasar Membedah Anatomi
Kurikulum 2013 untuk Membangun Masa Depan
Pendidikan yang Lebih Baik, (Jakarta: UPI
Sumedang Press, 2014), hlm. 267
14Muchlas Samani dan Hariyanto, op.cit, hlm.
52.
moral disiplin dalam berperilaku maupun
beraktivitas.
Apa yang disebut nilai-nilai karakter itu dalam
pendidikan karakter baik di Indonesia maupun di
Barat merupakan muatan kurikulum yang harus
diajarkan kepada peserta didik, baik dalam
kesempatan latihan atau disajikan secara terpadu
dalam setiap bahan ajar. Tari Pentul Melikan
didalamnya banyak sekali makna simbolik yang
berkaitan dengan keagamaan, patriotisme atau cinta
tanah air, jujur, disiplin, menghargai perbedaan, dan
lain sebagainya. Implementasi pembelajaran yang
berkaitan dengan moral tersebut diintegrasikan dalam
kurikulum. Pendekatan yang digunakan adalah
menerapkannya dalam mata pelajaran yang cocok
dan sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya saja,
nilai patriotisme atau cinta tanah air tersebut
diajarkan dalam mata pelajaran kewarganegaraan
atau PPKn, nilai religius atau yang berkaitan dengan
keagamaan diajarkan dalam mata pelajaran agama
Islam (PAI).
C. Respon Masyarakat Terhadap Tari Pentul
Melikan Sebagai Media Pendidikan
Karakter
Tari Pentul Melikan yang berkembang di Dukuh
Melikan Desa Tempuran Kecamatan Paron
Kabupaten Ngawi pada dasarnya juga digunakan
sebagai media pendidikan karakter. Media
pendidikan karakter yang menggunakan tari Pentul
Melikan tersebut juga sudah banyak disadari oleh
masyarakat, khususnya adalah masyarakat di Dukuh
Melikan, Desa Tempuran Kecamatan Paron,
walaupun hanya sebagian masyarakat saja yang
masih mengetahuinya. Masyarakat di Dukuh Melikan
juga menyadari bahwasannya anak-anak di Melikan
ini perilaku dan tingkahlakunya perlu diperbaiki agar
menjadi lebih baik lagi.
Tari Pentul Melikan tersebut juga disadari oleh
masyarakat bahwasannya didalamnya terdapat pesan
moral khususnya adalah moral yang ditujukan kepada
Allah SWT sebagai sang pencipta alam semesta ini,
karena pada dasarnya jaman dahulu tari Pentul
Melikan juga digunakan sebagai sarana penyebar
agama Islam di Dukuh Melikan. 15 Penyebar agama
Islam tersebut pada dasarnya digunakan untuk
membentuk karakter masyarakat Dukuh Melikan agar
mereka memiliki karakter yang dilakukan
berdasarkan ajaran agama, karena pada dasarnya
masyarakat Dukuh Melikan pada jaman dahulu
banyak yang belum mengenal agama sehingga

15 Wawancara Ibu Umi Salamah selaku
masyarakat umum Dukuh Melikan, 02 Februari 2018.

mereka menggunakan tari Pentul Melikan untuk
menanamkan karakter keagamaan pada masyarakat
sekitar.
Menurut hasil wawancara yang telah didapatkan
oleh peneliti, masyarakat Dukuh Melikan tersebut
memiliki respon maupun pemahaman yang baik
terhadap tari Pentul Melikan sebagai media
pendidikan karakter. Masyarakat juga mengetahui
bahwasannya dalam tari Pentul Melikan tersebut
terdapat pendidikan-pendidikan karakter yang baik
untuk diajarkan dan diterapkan kepada anak cucu
mereka. Pemahaman masyarakat mengenai
pendidikan karakter melalui tari Pentul Melikan
tersebut ternyata sudah dipahami sejak jaman dahulu
mengingat dalam tari Pentul Melikan terdapat ajaran-
ajaran baik untuk menjunjung ajaran agama Islam
agar menjadi manusia yang tidak sesat jalan. Banyak
masyarakat yang menyadari bahwasannya setelah
diajarinya pendidikan karakter anak-anak disana juga
berusaha menerapkannya dalam kehidupan.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa
masyarakat umum di Dukuh Melikan tersebut,
mereka sangat paham bahwasannya dalam tari Pentul
Melikan ada pendidikan nilai karakter yang patut
untuk diajarkan kepada seluruh masyarakat Melikan.
Masyarakat disana juga menyadari bahwasannya
pendidikan karakter yang terkandung dalam tari
Pentul Melikan tidak hanya dilihat dari gerakannya
saja melainkan juga dapat dilihat dari topeng Pentul
Melikannya. Masyarakat disana juga senang sekali
karena tari Pentul Melikan menjadi media belajar
penanaman karakter baik untuk masyarakat sekitar
dan anak-anak agar menyadari bahwasannya perilaku
dan moral baik itu harus dimiliki oleh setiap orang
dan harus dilakukan atau diterapkan dalam kehidupan
masyarakat 16 , karena pada dasarnya pesan-pesan
karakter yang ada dalam tari Pentul Melikan tersebut
dapat dijadikan landasan berperilaku baik karena
sudah disesuaikan atas aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan Dukuh Melikan tersebut.
Pendidikan karakter religius yang diajarkan
melalui tari Pentul Melikan mulai sejak jaman dahulu
hingga sekarang ini masih dilakukan dan diterapkan
oleh masyarakat sekitar yang ada di Dukuh Melikan
ini. Karakter-karakter religius atau keagamaan
tersebut tumbuh dan berkembang serta menjadi
karakter yang harus dimiliki oleh setiap warga yang
ada di Dukuh Melikan. oleh karena itu, kesadaran
masyarakat yang ada di Dukuh Melikan tersebut
terkait dengan tari Pentul Melikan sebagai media

16 Wawancara Bapak Purwanto, selaku
masyarakat biasa dan pengrajin Topeng, 01 Februari
2018.
pendidikan karakter sudah disadari oleh masyarakat
sekitar sejak jaman dahulu, sehingga masyarakat
Dukuh Melikan sangat antusias dan setuju jika tari
Pentul Melikan tersebut mengajarkan pendidikan
yang berkaitan dengan menumbuhkan jiwa karakter
anak yang baik karena moral tersebut dapat dijadikan
bekal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
PENUTUP
Simpulan
Tari Pentul Melikan merupakan tarian daerah
yang berkembang di Dukuh Melikan, Desa
Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi
yang mana tarian tersebut diciptakan oleh sesepuh
Melikan yaitu kyai Munajah yang kira-kita sudah
berumur lebih kurang 64 tahun lamanya. Tari Pentul
Melikan didalamnya mengandung banyak sekali
pendidikan karakter yang dapat dipelajari dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
karakter tersebut dapat dilihat dari gerakan, busana,
syair lagunya serta alat musik atau gamelan tari
Pentul Melikan dan topeng Pentul Melikan. Gerakan
tari Pentul Melikan mengandung banyak pendidikan
karakter diantaranya adalah sikap disiplin, gotong-
royong, dam kerja sama. Selain itu topeng Pentul
Melikan didalamnya juga mengajarkan toleransi atau
menghargai perbedaan, suku, ras dan perilaku sesama
manusia.
Makna-makna simbolik yang terkandung dalam
tari Pentul Melikan pada dasarnya juga cocok
digunakan sebagai kurikulum penguatan pendidikan
karakter. Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya
Kompetensi Inti kedua baik dalam jenjang SD, SMP
maupun jenjang SMA, yang mana didalamnya juga
mengajarkan sikap jujur, disiplin, kerjasama, percaya
diri, gotong royong dan lain sebagainya seperti yang
terdapat dalam makna-makna simbolik atau pesan-
pesan moral yang terdapat dalam tari Pentul Melikan.
Hal tersebut diajarkan secara tidak langsung dengan
pembiasaan, keteladanan, dan lain sebagainya. Selain
itu juga mampu dicantumkan atau dimasukkan
kedalam mata pelajaran yang sesuai dengan
karakteristik pendidikan karakter tersebut seperti
pada mata pelajaran PAI mupun PPKn.
Tari Pentul Melikan sebagai media pendidikan
karakter oleh masyarakat sekitar Dukuh Melikan juga
sudah dipahami dan disadarinya sejak jaman dahulu
karena bahwasannya tari Pentul Melikan pada jaman
dahulu juga digunakan sebagai media untuk penyebar
agama Islam dan dakwah di Dukuh Melikan ini.
Penyebar agama Islam tersebut pada dasarnya
digunakan untuk membentuk karakter masyarakat
Melikan agar mereka memiliki karakter yangdilakukan berdasarkan ajaran agama, karena pada
dasarnya masyarakat Melikan pada jaman dahulu
banyak yang belum mengenal agama sehingga
mereka menggunakan tari Pentul Melikan untuk
menanamkan karakter keagamaan pada masyarakat
sekitar. Tari Pentul Melikan sebagai media
pendidikan karakter tersebut juga sangat disetujui
oleh masyarakat sekitar bahwasannya hal tersebut
merupakan hal yang sangat penting untuk
menanamkan karakter baik kepada anak cucu mereka
agar mereka senantiasa memiliki moral yang baik
dalam berbicara maupun bersikap dengan orang lain.
Saran
Tari Pentul Melikan merupakan tarian asli
yang berasal dari Dukuh Melikan, Desa
Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi
yang keberadaannya masih belum banyak
diketahui oleh orang banyak. Tari Pentul
Melikan ini keberadaannya harus tetap
dilestarikan agar tidak tergeser dengan budaya
modern yang semakin berkembang ini, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Pemerintah Kabupaten Ngawi juga harus
aktif dan perlu membuat buku-buku khusus
mengenai tari Pentul Melikan agar tari
Pentul Melikan tersebut arsip-arsipnya untuk
masa mendatang tersedia, karena mengingat
para sesepuh tari Pentul Melikan juga sudah
tua dan sangat terbatas sekali maka perlu
adanya tindak lanjut dengan salah satu cara
membuat buku tentang tari Pentul Melikan.
Misalnya apabila buku-buku sudah terbuat
maka kemudian di sebarkan ke sekolah-
sekolahan seluruh Kabupaten Ngawi supaya
anak-anak sekolah mengetahui dan dapat
menjadi generasi penerus tari Pentul
Melikan, sehingga tidak hanya anak-anak
sekolah di Kecamatan Paron saja
penerusnya.
2. Bagi masyarakat dan generasi penerus di
Kabupaten Ngawi dapat melestarikan kesenian
tradisional yang dimiliki khususnya tari Pentul
Melikan, yaitu dengan cara belajar dari
pertunjukkan yang disampilkan dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang dapat
diharapkan dan lebih memahami pentingnya
keberadaan seni serta nilai-nilai budaya seni
tradisional tari Pentul Melikan yang lahir
ditengah-tengah masyarakat Kabupaten
Ngawi.
DAFTAR PUSTAKA
Almusanna. Revitalisasi Kurikulum Muatan Lokal
untuk Pendidikan Karakter.
(___________).
Hanifa, Nurdina dan Julia. 2014. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Dasar
Membedah Anatomi Kurikulum 2013
untuk Membangun Masa Depan
Pendidikan yang Lebih Baik, (Jakarta:
UPI Sumedang Press).
J. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya).
Kutha Ratna, Nyoman. 2014. Peranan Karya
Sastra, Seni dan Budaya dalam
Pendidikan Karakter. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Mulyana, Rohmad . 2004. Mengartikulasikan
Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta).
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep
dan Model Pendidikan Karakter.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif.
(Bandung: Alfabeta).
Wawancara Ibu Umi Salamah selaku masyarakat
umum Dukuh Melikan, 02 Februari
2018.
Wawancara Bapak Purwanto, selaku masyarakat
biasa dan pengrajin Topeng, 01 Februari
2018.
Wawancara dengan Bapak Warsono selaku
sesepuh Dukuh Melikan dan mantan
pemimpin tari Pentul Melikan, hari
Minggu tanggal 10 Desember 2017.
Yus, Anita. 2008. Pengembangan Karakter
Melalui Hubungan Anak-Kakek-Nenek,
dalam Arismantoro (Peny), Tinjauan
Berbagai Aspek Character Building,
(Yogyakarta: Tiara Wacana).
TARI PENTUL MELIKAN KABUPATEN NGAWI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
KARAKTER
YETI RAHMAWATI
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email : ytdieztra@yahoo.co.id
Agus Trilaksana
S-1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ih plmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Tari Penthul Melikan sebagai media pendidikan
 sangat penting pe
ranannya karena dalam tari Pentul
Melikan banyak Sekali pesan-pesan moral yang dapat digunakan sebagai media untuk memupuk kepribadian anak
agar memiliki sikap dan perilaku yang mulia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah
pada Tari Pentul Melikan terdapat nilai-nilai karakter untuk penguatan pendidikan karakter. (2) Apakah makna-
makna simbolik tari Pentul Melikan dapat menjadi kurikulum penguatan pendidikan karakter. (3) Bagaimana respon
masyarakat di Dukuh Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi terhadap tari Pentul Melikan
sebagai media pendidikan karakter.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Tari Pentul Melikan didalamnya memuat pendidikan
karakter yang dapat dilihat dari gerakan tari Pentul Melikan, gamelan, busana dan warna busana tari Pentul Melikan
dan topeng Pentul Melikan. Pendidikan karakter tersebut diantaranya adalah keagamaan, toleransi, disiplin, jujur,
kerja keras, cinta tanah air, semangat kebangsaan, gotong royong, tanggungjawab. (2) Tari Pentul Melikan pada
dasarnya juga dapat dijadikan sebagai kurikulum penguatan karakter anak yang bisa dimasukkan dalam Kompetensi
Inti (KI) kedua dalam kurikulum 2013 dan dapat dimasukkan dalam bahan ajar yang dapat diajarkan secara tidak
langsung melalui pembiasaan dan keteladanan. (3) Masyarakat Dukuh Melikan sudah memahami dan mengetahui
sejak jaman dahulu jika tari Pentul Melikan digunakan sebagai media pendidikan karakter dan diajarkan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Tari Pentul Melikan, Pendidikan Karakter, Respon Masyarakat
Abstract
Pentul Melikan dance as a medium of character education is very important role because in Pentul dance
Melikan lot of moral messages that can be used as a medium to nurture the child's personality to have a noble
attitude and behavior. The problems discussed in this research are (1) Whether in Pentul Melikan Dance there are
character values for strengthening character education. (2) What are the symbolic meanings of Pentul Melikan
dance can be a curriculum for strengthening character education. (3) How is the response of the community in
Hamlet Melikan, Tempuran village, Paron Subdistrict, Ngawi District to Melayu Pentul Dance as a medium of
character education.
The result of this research can be concluded that (1) Pelul Melian Dance in it contains character education
which can be seen from dance movement of Pentul Melikan, gamelan, fashion and color of dance clothing of Pentul
Melikan and Pentul Melikan mask. Character education such as religious, tolerance, discipline, honest, hard work,
love the homeland, the spirit of nationalism, mutual cooperation, responsibility. (2) The Pentul Melan Dance
basically can also be used as a curriculum for strengthening the character of a child that can be included in the
second Core Competence (KI) in the 2013 curriculum and can be included in teaching materials that can be taught
indirectly through habituation and modeling. (3) Melikan community already understand and know since antiquity if
dance Pentul Melikan used as media of character education and taught its implementation in everyday life.
Keywords: Pentul Melikan Dance, Character Education, Community Response
PENDAHULUAN
Membicarakan masalah karakter merupakan hal
sangat penting dan mendasar bagi kehidupan.
Karakter adalah mustika hidup yang membedakan
manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter
adalah manusia yang sudah “membinatang”. Orang￾orang yang berkarakter kuat dan baik secara
individual maupun secara sosial ialah mereka yang
memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti luhur yang
baik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan
yang mengembangkan karakter yang mulia (good
character) dari peserta didik dengan mempratikkan
dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan
keputusan yang beradab dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan
Tuhannya.1
Manusia dituntut untuk berperilaku baik dengan
sesamanya agar terjalin hubungan yang harmonis
antara satu dengan lainnya. Pendidikan pada dasarnya
merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan karakter juga dapat
dilaknasanakan dalam berbagai bentuk pengajaran
seperti pengajaran dikelas, ekstrakurikuler, out bond
dan lain sebagainya. Pendidikan juga merupakan hak
asasi manusia yang patut untuk didapatkan oleh
setiap manusia. Diseluruh dunia tujuan pendidikan
adalah cerdas dan berperilaku baik, artinya manusia
dan masyarakat di mana pun dimuka bumi ini tidak
ada yang mengharapkan anak cucunya dan generasi
penerusnya tidak terdidik.
Istilah karakter pada dasarnya bermula dari arah
kebijakan pembangunan nasional yang dibentuk atau
dicanangkan oleh pemerintah. Bermula dari Arah
Kebijakan Pendidikan Nasional pada tahun 2010-
2014 yaitu “penerapan metodologi pendidikan akhlak
mulia dan karakter bangsa”. Istilalah karakter
tersebut lebih dekat kaitannya dengan psikologis
manusia, yang kemudia dijadikan kedalam ranah
kebudayaan termasuk didalamnya juga seni tari. Nilai
kebudayaan yang dihasilkan dari seni tari dianggap
memiliki porsi yang tinggi untuk menumbuhkan
ketahanan bangsa, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang dapat dipelajari dari komponen￾komponen seni tari yang didalamnya mengandung
banyak sekali pesan-pesan moral.
Pendidikan karakter pada dasarnya telah menjadi
masalah diberbagai negara. Pendidikan karakter
merupakan bagian esensial yang menjadi tugas

1Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 44.
sekolah, tetapi selama ini masih kurang perhatian.
Akibat dari minimnya perhatian tersebut terhadap
pendidikan karakter dalam ranah persekolahan,
sebagaimana telah dikemukakan oleh Lickona2
, telah
menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit
sosial ditengah masyarakat yang mana di era
sekarang ini peserta didiklah yang banyak terlibat
didalamnya. Sekolah pada dasarnya tidak
berkewajiban untuk meningkatkan pencapaian
akademis saja, namun juga pembentukan karakter
anak yang perlu diutamakan.
Fakta-fakta seputar kemerosotan karakter
menunjukkan bahwa ada kegagalan pada institusi
pendidikan dalam hal menumbuhkan manusia
Indonesia yang berkarakter dan berakhlak mulia. Hal
ini disebabkan karena apa yang diajarkan disekolah
tentang pengetahuan agama dan pendidikan moral
belum berhasil untuk membentuk manusia yang
berkarakter. Perkembangan jaman yang semakin
maju ini banyak membawa dampak positif dan
negatif kepada masyarakat Indonesia khususnya para
peserta didik yang semakin hari mulai mengabaikan
norma-norma yang berkembang dan berlaku dalam
kehidupan masyarakat.
Hal tersebut sudah sangat fatal akibatnya dan
banyak anak-anak sekolah yang terlibat didalamnya
seperti memakai”
narkoba, pelecehan seksual yang
dilakukan oleh anak-anak sekolah, membolos
sekolah, pornografi, kebiasaan mencontek lain
sebagainya. akibat yang ditimbulkan dari perilaku
tersebut cukup serius dan tidak dapat dianggap lagi
sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan
tersebut merupakan tindakan yang menjurus dalam
tindakan kriminal. Perilaku-perilaku tersebut
menandai bahwasannya”karakter￾karakter”anak”bangsa” “sebagai” “penerus bangsa
Indonesia mulai tercemari oleh hal-hal yang tidak
baik atau mulai luntur, sehingga diperlukan
pendidikan karakter untuk mengembalikan karakter
mulia yang dimiliki anak bangsa.
Tari merupakan kesenian daerah yang sangat
penting peranannya dalam kehidupan manusia baik
dapat digunakan sebagai hiburan ataupun sebagai
pengiring upacara adat yang berkembang di suatu
daerah tertentu dan dapat dijadikan juga sebagai
pendidikan untuk menumbuhkan nilai karakter pada
peserta didik, sehingga tidak heran jika di setiap
daerah di Indonesia memiliki tarian khas masing￾masing yang sangat penting perannya bagi kehidupan
sehari-hari.

2 Almusanna, Revitalisasi Kurikulum Muatan
Lokal untuk Pendidikan Karakter, (___________)
Tari tumbuh dan berkembang di seluruh
Indonesia dan merupakan salah satu warisan
kebudayaan yang patut untuk dilestarikan
keberadaannya serta dikembangkan selaras dengan
perkembangan masyarakat yang telah mengalami
berbagai perubahan dan perkembangan. Tari sebagai
sarana untuk menumbuhkan nilai karakter pada anak
merupakan hal yang menyenangkan karena disajikan
dengan gerakan yang indah, sehingga anak secara
otomatis akan melaksanakan kaidah-kaidah yang
terdapat dalam seni tari tersebut.
Salah satunya adalah tari Pentul Melikan yang
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi yang juga cocok
digunakan sebagai pendidikan karakter. Tari Pentul
Melikan tersebut didalamnya memiliki pesan-pesan
moral maupun pendidikan nilai karakter yang patut
untuk diajarkan kepada masyarakat maupun peserta
didik sebagai landasan dalam memupuk sikap mulia
untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Tari Pentul Melikan yang ada di daerah Ngawi
merupakan salah satu tarian tradisional yang masih
berkembang di Dukuh Melikan Desa Tempuran,
Kecamatan Paron tetapi keberadaanya masih belum
diketahui oleh orang banyak dan belum begitu
populer dikalangan masyarakat. Tari Pentul Melikan
tersebut diciptakan sejak tahun 1952 yang diciptakan
oleh sesepuh Desa Tempuran yaitu Kyai Munajah.3
Tari Pentul Melikan ini usianya sudah mencapai 64
tahun dan sampai sekarang masih berkembang di
Dukuh Melikan
Al Kahfi – الكهف
1. alhamdu lillaahi alladzii anzala ‘alaa ‘abdihi alkitaaba walam yaj’al lahu ‘iwajaan

2. qayyiman liyundzira ba/san syadiidan min ladunhu wayubasysyira almu/miniina alladziina ya’maluuna alshshaalihaati anna lahum ajran hasanaan

3. maakitsiina fiihi abadaan

4. wayundzira alladziina qaaluu ittakhadza allaahu waladaan

5. maa lahum bihi min ‘ilmin walaa li-aabaa-ihim kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim in yaquuluuna illaa kadzibaan

6. fala’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaa aatsaarihim in lam yu/minuu bihaadzaa alhadiitsi asafaan

7. innaa ja’alnaa maa ‘alaa al-ardhi ziinatan lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaan

8. wa-innaa lajaa’iluuna maa ‘alayhaa sha’iidan juruzaan

9. am hasibta anna ash-haaba alkahfi waalrraqiimi kaanuu min aayaatinaa ‘ajabaan

10. idz awaa alfityatu ilaa alkahfi faqaaluu rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wahayyi/ lanaa min amrinaa rasyadaan

PENTHUL MELIKAN